Makro Ekonomi: TELAAH JURNAL INTERNASIONAL 4

| Minggu, 18 Januari 2015
The Economics of Outsourcing: How Should Policy Respond?

A.          Latar Belakang
Fenomena
Globalisasi telah secara dramatis mengubah struktur persaingan internasional. Dalam banyak hal proses perubahan dapat diidentifikasi pada awal tahun 1950-an dan 1960-an dengan munculnya produksi perusahaan multinasional (MNC). Praktek outsourcing harus dipahami sebagai bentuk baru persaingan, dan menanggapi panggilan untuk pengembangan kebijakan yang meningkatkan daya saing nasional serta membuat aturan baru yang mengatur sifat persaingan global.
Riset Terdahulu
Melihat outsourcing melalui lensa kompetisi, menghubungkannya dengan awal abad ke-20 kelembagaan ekonomi Amerika. Tantangan kebijakannya adalah untuk membangun lembaga yang memastikan arus stabil dari permintaan dan pendapatan, sehingga mengatasi masalah Keynesian sambil menjaga insentif untuk tindakan ekonomi. Ini adalah pendekatan yang tertanam dalam New Deal, yang berhasil diatasi masalah era Depresi.
Motivasi Penelitian
Global outsourcing menimbulkan tantangan pada ekonomi kita saat ini dan solusinya membutuhkan set baru kelembagaan. Tugas ini diperparah oleh masalah yang terkait dengan kurangnya lembaga regulasi global dan perubahan perimbangan kekuatan politik yang membuat sulit melaksanakan reformasi yang dibutuhkan.

B.          Metodelogi
Data
Dalam jurnal ini, peniliti menggunakan data sekunder berdasarkan pengamatan pada beberapa literature sejenis lainnya.
Variabel
Variabel yang digunakan dalam jurnal ini yaitu globalisasi yang mengakibatkan ekonomi outsourcing serta meningkatkan komparatif dan kompetitif ekonomi.

Model Penelitian
Model penelitian yang digunakan dalam jurnal ini adalah model deskriptif, dengan mengolah data dari beberapa literatur yang kemudian digenaralisasi dan dihasilkan sebuah simpulan.

C.          Hasil dan Analisis
Outsourcing dapat dilihat sebagai aplikasi dari model global sektor ritel sourcing untuk manufaktur. Akibatnya, produsen sekarang juga mencari untuk sumber global, dan mereka juga meminta pemasok mereka untuk memenuhi Penyebaran sumber global dicontohkan oleh komponen otomotif raksasa Visteon dan Delphi “harga China”.
Berkenaan dengan peraturan yang mengatur kompetisi di seluruh dunia, standar buruh internasional merupakan kunci untuk membangun lantai dasar pasar tenaga kerja global dan mengesampingkan kompetisi retrograde. Mengenai masalah dalam negeri, serikat adalah kunci untuk memastikan bahwa keuntungan produktivitas dibagi secara adil dan menghasilkan distribusi pendapatan yang menciptakan lapangan kerja penuh. Ada juga yang membutuhkan pengaturan baik di Amerka maupun antar negara, yaitu mencegah persaingan pajak.
Bidang lain yang memerlukan pengaturan kelembagaan baru adalah nilai tukar, yaitu mencegah negara-negara dalam penggunaan nilai tukar undervalued. Nilai tukar undervalued adalah subsidi tidak adil yang mendistorsi pola perdagangan. Berkenaan dengan daya saing nasional, negara perlu berinvestasi dalam pendidikan yang meningkatkan produktivitas pekerja.

http://yumeikochi.files.wordpress.com/2012/03/bagan-ujian.png?w=300&h=218
D.          Simpulan dan Rekomendasi
Munculnya global outsourcing sangat merumitkan masalah kebijakan, baik secara intelektual maupun politik. Kemampuan untuk memenuhi panggilan outsourcing di seluruh dunia sebagai bentuk baru peraturan internasional karena mengurangi efektivitas dari banyak pengaturan nasional yang ada.
Namun, pembangunan rezim yang diterima dari kompetisi internasional harus dicapai dalam lingkungan politik yang kurang efektif dari tatanan ekonomi internasional dan di mana pemerintah nasional melemah dan perusahaan diperkuat dengan meningkatkan mobilitas modal. Menciptakan iklim politik yang dapat menjamin respon kebijakan yang diperlukan untuk pengembangan pemahaman globalisasi. Itulah sebabnya ekonomi sangat penting secara polotik. Ekonom bercerita tentang apa yang sedang terjadi dalam perekonomian. Saat ini, ada suatu kebutuhan untuk suatu cerita yang berbeda di perputaran tersebut dari si ekonom neoliberal.


Comments
0 Comments

0 komentar:

Next Prev
▲Top▲