Senang
sekali rasanya saya, karena pada kali ini (11 April 2013) saya bisa memiliki
semangat kembali untuk memulai dunia blog saya. Saya tidak tahu bagaimana
mengolah blog yang baik bahkan sampai saat ini, tapi cara terbaik untuk mengetahuinya
adalah dengan mencobanya.
Teman-teman
blogger sekalian,
Karena
ini di rubrik “About Me” maka saya akan menceritakan sedikit tentang saya. Nama
saya Ragil Waseza, saya seorang mahasiswa di salah satu universitas negeri di
Indonesia. Mungkin itu cukup..hehe
Oh
Iya saya punya kutipan favorit dari rangkaian kata yang saya buat sendiri :
.::
Dan Ingatlah Saya punya segudang rahasia yang tak perlu saya katakan tapi itu
saya lakukan ::.
#
Talk Less Do More (Just Understand to All of you)
Dan
itu memang benar saya lakukan..
Disini
saya masih belajar untuk bagaimana membuat blog itu dan bagaimana membuat
postingan yang menarik dan bermanfaat untuk orang-orang disekitar. Blog ini
saya buat dengan mengusung tema “Eveything si Learning” karena memang isinya
adalah semua yang akan atau telah saya pelajari.
Saya
suka dengan salah satu motivator di Indonesia, Bapak Mario Teguh namanya, dan
berikut kutipan dari beliau yang Menjadi motivasi untuk hidup saya :
“Kehidupan ini adalah sebuah perjalanan misterius menembus kabut keraguan dan menerobos jeruji ketakutan untuk melompat lebih panjang ... daripada lebarnya jebakan-jebakan kesalahan.
Tapi itu semua hanya illusi. Yang nyata adalah perlindungan Tuhan bagi jiwa-jiwa baik yang menyerahkan dirinya kepada kebaikan. Engkau yang setia kepada yang benar, tak mungkin dibiarkan lama bersedih. Engkau akan diselamatkan. Semua impian dan rencana, semua yang kita lakukan, dan semua kesulitan dan tantangan, adalah proses pencerahan pengertian dan peningkatan kemampuan kita ...untuk naik ke kelas-kelas kehidupan yang lebih baik.
Sesungguhnya, kita hanya harus menghindari sikap dan perilaku yang menurunkan, agar kita bisa naik. Memang tidak semua orang harus berhasil, tapi setiap pribadi harus menjadi sesuatu. Demikian banyak jiwa baik di dunia ini yang sedang galau dan kecil hati mengenai masa depan mereka. ...
Mereka berdiri di bawah sinar yang salah, sehingga mereka melihat diri sendiri sebagai korban, yang harus selalu kalah, yang tidak bernasib baik, dan yang tidak boleh mengharapkan lebih baik daripada sedikit yang telah diberikan oleh orang lain. Semoga Tuhan memampukan kita untuk membesarkan hati sesama. Kira-kira, jika istri kita tidak menikah dengan kita mungkinkah dia jadinya menikah dengan seseorang yang lebih lembut bicaranya ... dan penuh kasih dalam memperlakukannya? Mungkinkah suaminya itu lebih mampu menyejahterakannya, lebih tinggi pangkatnya, dan menjadikannya istri orang yang harum namanya? Jika mungkin, marilah kita memohon bantuan Tuhan untuk menjadi suami yang seperti itu baginya. Janganlah berkecil hati dengan tidak adanya orang yang bisa kau samai, karena itu berarti engkau sangat berbeda dari mereka. Tidak ada orang yang kurang atau lebih rendah daripada orang lain, karena sesungguhnya dia hanya berbeda. ...
Tidak adanya pembanding adalah keuntungan. Hanya saja, perbedaanmu belum dihormati oleh orang lain. Dan alasan utama mengapa perbedaanmu itu belum mereka hormati, adalah karena engkau belum menghormati perbedaanmu sendiri. Hormatilah kekhususan dirimu saat ini. Ingatlah itu semua bukan kelemahan atau kekurangan, tapi kekhususan. Akan datang masa di mana orang akan terbuka mata dan hatinya bagi perbedaan yang ada pada dirimu, yang penting bagi kebaikan mereka.”