Newest Post

MAKALAH "Hakekat Manajemen Sekolah"

| Selasa, 24 September 2013
Baca selengkapnya »


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Dewasa ini, manajemen sekolah menjadi sorotan tersendiri. Sekolah sebagai lingkungan yang sangat kompleks perlu melakukan manajemen untuk menertibkan sekolah agar proses pembelajaran berjalan lancar. Pada dasarnya manajemen sekolah merupakan aplikasi dari ilmu manajemen dalam kegiatan persekolahan. Kegiatan persekolahan akan berjalan dengan baik jika diatur  atau dikelola dengan tepat dan benar. Kemampuan dan penguasaan manajemen sekolah akan mengantarkan sekolah mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Dalam mengelola sekolah tentu diperlukan landasan-landasan yang dapat dijadikan dasar dalam proses pengelolaan demi tercapainya tujuan.
                   
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan manajemen sekolah?
2.      Apa tujuan dibentuknya manajemen sekolah?
3.      Apakah fungsi dari manajemen sekolah?
4.      Prinsip-prinsip apa saja yang perlu diterapkan dalam penyelenggaraan manajemen sekolah?
5.      Apa saja ruang lingkup manajemen sekolah?
6.      Apa saja istilah-istilah yang berkaitan dengan manajemen sekolah?


BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Manajemen Sekolah
Dalam perkembangannya istilah manajemen disamakan secara substansial dengan istilah administrasi. Namun, pada kenyataannya masih ditemukan kontroversi dan inkonsistensi dalam penggunaan istilah manajemen. Di satu pihak ada yang tetap cenderung menggunakan istilah manajemen, sehingga dikenal dengan istilah manajemen pendidikan. Di lain pihak, tidak sedikit pula yang menggunakan istilah administrasi sehingga dikenal istilah administrasi pendidikan. Perbedaan keduanya hanya terletak pada ruang lingkupnya saja. Administrasi lebih luas ruang lingkupnya. Namun pada intinya keduanya menekankan pada tercapainya efisiensi dan efektivitas kerja. Manajemen sekolah pada hakikatnya mempunyai pengertian yang sama dengan manajemen pendidikan. Namun, manajemen pendidikan mempunyai jangkauan yang lebih luas daripada manajemen sekolah.
Dalam buku manajemen sekolah karangan Drs. Sutomo, M.Pd., dkk disebutkan bahwa manajemen sekolah merupakan aplikasi ilmu manajemen dalam bidang persekolahan.
Sedangkan menurut  James Jr. manajemen sekolah adalah proses pendayagunaan sumber-sumber manusiawi bagi penyelenggara sekolah secara efektif. Sedangkan dalam konteks pendidikan ada juga manajemen pendidikan.
Menurut Rohiat (2009: 14), manajemen sekolah adalah melakukan pengelolaan sumber daya yang dimiliki sekolah. Hal ini berarti manajemen sekolah sebagai pengelolaan sekolah yang dilakukan dengan dan melalui sumber daya yang dimiliki sekolah untuk mencapai tujuan sekolah. Manajemen pendidikan umumnya dan manajemen sekolah khususnya merupakan pengelolaan institusi (sekolah) yang dilakukan dengan dan melalui pendidik dan tenaga kependidikan untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien.
Menurut Ali Imron manajemen pendidikan adalah proses penataan kelembagaan pendidikan, dengan melibatkan sumber potensial baik yang bersifat manusia maupun yang bersifat non manusia guna mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Administrasi sekolah - manajemen sekolah. Penggunaan istilah administrasi dan manajemen dalam bidang persekolahan (pendidikan) secara substansial sebenarnya tidak jauh berbeda. Keduanya dapat dipandang secara esensial dari sudut pandang yakni sebagai ilmu, sebagai seni dan sebagai suatu proses kegiatan.
Meski terdapat beragam pengertian manajemen atau administrasi, namun secara esensial dapat ditarik benang merah tentang pengertian manajemen sekolah, bahwa : (1) manajemen sekolah merupakan suatu proses kegiatan; (2) manajemen sekolah memanfaatkan berbagai sumber daya; dan (3) manajemen sekolah berupaya untuk mencapai tujuan tertentu.

2.      Tujuan Manajemen Sekolah
Sekolah sebagai suatu organisasi memiliki tujuan institusional (kelembagaan) baik tujuan institusional umum, maupun tujuan institusisonal khusus. Tujuan institusional umum mengacu pada jenjang dan jenis pendidikan, sedang tujuan institusional khusus diwarnai oleh penyelenggaraan pendidikan itu sendiri. Sebagai contoh : SMP memiliki tujuan institusional  umum yang sama, tetapi SMP yang diselenggarakan oleh negara dan yang diselenggarakan oleh yayasan tertentu akan memiliki tujuan institusional khusus yang berbeda. Tujuan akhir dari manajemen sekolah adalah membantu  memperlancar pencapaian tujuan sekolah agar tercapai secara efektif dan efisien.
Tujuan utama penerapan Manajemen Sekolah pada intinya adalah untuk penyeimbangan struktur kewenangan antara sekolah, pemerintah daerah pelaksanaan proses dan pusat sehingga manajemen menjadi lebih efisien. Kewenangan terhadap pembelajaran di serahkan kepada unit yang paling dekat dengan pelaksanaan proses pembelajaran itu sendiri yaitu sekolah.
Tujuan penerapan Manajemen sekolah adalah untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui kewenangan kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif.

Manajemen sekolah juga bertujuan untuk:
1.       Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.
2.       Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam menyelenggarakan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama.
3.       Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orangtua, masyarakat, dan pemerintah tentang mutu sekolahnya.
4.       Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai.
Secara lebih rinci tujuan khusus dilaksanakannya manajemen sekolah  yang baik agar: Pertama, pada setiap jenis dan jenjang pendidikan terjadi adanya efektivitas produksi. Kedua, tercapinya efisiensi penggunaan sumber daya dan dana, tidak terjadi pemborosan baik waktu, tenaga maupun uang dan lainnya. Ketiga, para lulusannya mampu menyesuaikan diri dalam kehidupan di masyarakat. Keempat, terciptanya kepuasan kerja pada setiap anggota warga sekolah.

3.      Fungsi-fungsi Manajemen Sekolah
Fungsi manajemen sekolah berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan manajemen sekolah. Fungsi-fungsi yang berkaitan dengan pengelolaan sekolah dapat diklasifikasikan menurut wujud problemnya, kegiatan manajemen dan kegiatan kepemimpinan. Fungsi manajemen sekolah berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan manajemen sekolah. Fungsi-fungsi yang berkaitan dengan pengelolaan sekolah dapat diklasifikasikan menurut problemnya, kegiatan manajemen dan kegiatan kepemimpinan.
Fungsi manajemen sekolah dilihat dari wujud problemnya terdiri dari bidang-bidang garapan (substansi) dari manajemen sekolah. Problem-problem yang merupakan bidang garapan dari manajemen sekolah terdiri dari:
1.      Bidang Pengajaran atau Kurikulum
Manajemen kurikulum merupakan subtansi manajemen yang utama di sekolah. Prinsip dasar manajemen kurikulum ini adalah berusaha agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus menyempurnakan strategi pembelajarannya. Tahapan manajemen kurikulum di sekolah dilakukan melalui empat tahap :
a.       Perencanaan
b.      Pengorganisasian dan koordinasi
c.       Pelaksanaan
d.      Pengendalian.
2.      Bidang Kesiswaan
Dalam manajemen kesiswaan terdapat empat prinsip dasar, yaitu : (a) siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek, sehingga harus didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka; (b) kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan intelektual, sosial ekonomi, minat dan seterusnya. Oleh karena itu diperlukan wahana kegiatan yang beragam, sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk berkembang secara optimal; (c) siswa hanya termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan; dan (d) pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga ranah afektif, dan psikomotor.
3.      Bidang Personalia
Terdapat 4 prinsip dasar manajemen personalia yaitu : (a) dalam mengembangkan sekolah, sumber daya manusia adalah komponen paling berharga; (b) sumber daya manusia akan berperan secara optimal jika dikelola dengan baik, sehingga mendukung tujuan institusional; (c) kultur dan suasana organisasi di sekolah, serta perilaku manajerial sekolah sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pengembangan sekolah; dan (d) manajemen personalia di sekolah pada prinsipnya mengupayakan agar setiap warga dapat bekerja sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan sekolah. Disamping faktor ketersediaan sumber daya manusia, hal yang amat penting dalam manajamen personalia adalah berkenaan penguasaan kompetensi dari para personil di sekolah. Oleh karena itu, upaya pengembangan kompetensi dari setiap personil sekolah menjadi mutlak diperlukan.

4.      Bidang Keuangan
Manajemen keuangan di sekolah terutama berkenaan dengan kiat sekolah dalam menggali dana, kiat sekolah dalam mengelola dana, pengelolaan keuangan dikaitkan dengan program tahunan sekolah, cara mengadministrasikan dana sekolah, dan cara melakukan pengawasan, pengendalian serta pemeriksaan. Inti dari manajemen keuangan adalah pencapaian efisiensi dan efektivitas. Oleh karena itu, disamping mengupayakan ketersediaan dana yang memadai untuk kebutuhan pembangunan maupun kegiatan rutin operasional di sekolah, juga perlu diperhatikan faktor akuntabilitas dan transparansi setiap penggunaan keuangan baik yang bersumber pemerintah, masyarakat dan sumber-sumber lainnya.
5.     Bidang Sarana dan Prasarana
Manajemen perawatan preventif sarana dan prasana sekolah merupakan tindakan yang dilakukan secara periodik dan terencana untuk merawat fasilitas fisik, seperti gedung, mebeler, dan peralatan sekolah lainnya, dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja, memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya perbaikan dan menetapkan biaya efektif perawatan sarana dan pra sarana sekolah.
Dalam manajemen ini perlu dibuat program perawatan preventif di sekolah dengan cara pembentukan tim pelaksana, membuat daftar sarana dan pra sarana, menyiapkan jadwal kegiatan perawatan, menyiapkan lembar evaluasi untuk menilai hasil kerja perawatan pada masing-masing bagian dan memberikan penghargaan bagi mereka yang berhasil meningkatkan kinerja peralatan sekolah dalam rangka meningkatkan kesadaran merawat sarana dan prasarana sekolah.
Sedangkan untuk pelaksanaannya dilakukan : pengarahan kepada tim pelaksana, mengupayakan pemantauan bulanan ke lokasi tempat sarana dan prasarana, menyebarluaskan informasi tentang program perawatan preventif untuk seluruh warga sekolah, dan membuat program lomba perawatan terhadap sarana dan fasilitas sekolah untuk memotivasi warga sekolah.

6.      Bidang Hubungan Sekolah dengan Masyarakat (HUMAS)
Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyrakat merupakan seluruh proses kegitan yang direncankan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu untuk mendapatkan simpati dari masyarakat pada umumnya, sehingga kegiatan operasional sekolah/ pendidikan semakin efektif dan efisien, demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Sekolah merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dengan masyarakat. Hubungan serasi, terpadu serta timbal baliknya antara sekolah dan masyarakat harus diciptakan dan dilaksanakan agar meningkatkan mutu pendidikan dan pembangunan masyarakat dapat saling menunjang. Masyarakat dapat ikut bertanggung jawab secara tidak langsung terhadap pelaksanaan pendidikan, sehingga hasil pendidikan bermanfaat bagi masyarakat, diantaranya dalam mengisi kebutuhan tenaga kerja.
Fungsi manajemen sekolah dilihat dari aktivitas atau kegiatan manajemen meliputi:
a.       Kegiatan manajerial yang dilakukan oleh para pimpinan. Kegiatan manajemen meliputi:

1.    Perencanaan
2.    Pengorganisasian
3.    Pengarahan
4.    Pengkoordinasian
5.    Pengawasan
6.    Penilaian
7.    Pelaporan, dan
8.    Penentuan Anggaran.

b.    Kegiatan yang bersifat operatif, yakni kegiatan yang dilakukan oleh para pelaksana. Kegiatan ini berkaitan langsung dengan pencapaian tujuan. Artinya, bagaimanapun baiknya kegiatan manajerial (seperti perencanaan) tanpa didukung oleh pelaksanaan pekerjaan yang telah direncanakan tersebut, mustahil tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik. Fungsi operatif ini meliputi pekerjaan-pekerjaan:
1.    Ketatausahaan yang dapat merembes dan dapat diperlukan oleh semua unit yang ada dalam organisasi
2.    Perbekalan
3.    Kepegawaian
4.    Keuangan, dan
5.    Humas
Fungsi manajemen sekolah dilihat sebagai kegiatan kepemimpinan lebih ditekankan bagaimana cara manajer dapat mempengaruhi, mengajak orang lain serta mengatur hubungan dengan orang lain agar bekerjasama mencapai tujuan. Dalam hal ini seorang manajer sekolah hendaknya dapat menerapkan pola kepemimpinan yang efektif. Pola kepemimpinan yang efektif adalah suatu gaya atau model kepemimpinan yang memperhatikan dimensi-dimensi hubungan antar manusia (human relation), dimensi pelaksanaan tugas dan dimensi situasi dan kondisi dimana kita berada.

4.      Prinsip-Prinsip Manajemen Sekolah
Dalam pengelolaan sekolah agar tujuan utama sekolah dapat tercapai dengan baik, maka perlu didasarkan pada prinsip-prinsip manajemen, yaitu :
1.      Prinsip efisiensi
Gambaran kondisi yang seimbang antara pengorbanan sumber daya dengan hasil.
2.      Prinsip efektifitas.
Ketercapaian sasaran harus sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
3.      Prisip pengelolaan.
Seorang manajer harus melakukan pengelolaan sumber-sumber daya yang ada.
4.      Prinsip pengutamaan tugas-tugas pengelolaan.
Seorang manajer harus mengutamakan tugas-tugas pengelolaannya. Manakala seorang manajer telah melimpahkan tugas kepada orang lain maka tanggung jawab tetap ada pada manajer itu sendiri.
5.      Prinsip kerja sama.
Seorang manajer hendakanya dapat membangun kerjasama yang baik secara vertikal maupu horizontal.
6.      Prinsip kepemimpinan yang efektif.
Seorang manajer harus dapat memberi pengaruh, ajakan pada orang lain untuk pencapaian tujuan bersama.
5.      Ruang Lingkup Manajemen Sekolah
Ruang lingkup manajemen sekolah adalah luasnya bidang garapan manajemen sekolah. Adapun ruang lingkup manajemen sekolah antara lain:
1.      Bidang Kurikulum/Pengajaran
Bidang kurikulum merupakan subtansi manajemen yang utama di sekolah. Prinsip dasar bidang kurikulum ini adalah berusaha agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus menyempurnakan strategi pembelajarannya.
2.      Bidang Kesiswaan
Bidang kesiswaan merupakan kegiatan yang bersangkutan dengan masalah kesiswaan di sekolah. Tujuan bidang kesiswaan adalah menata proses kesiswaan mulai dari proses perekrutan, mengikuti pembelajaran sampai dengan lulus sesuai dengan tujuan institusional agar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Kegiatan bidang kesiswaan meliputi: perencanaan penerimaan siswa baru, pembinaan siswa, dan kelulusan. Dalam penerimaan siswa baru, terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan, seperti: penetapan daya tampung, penetapan persyaratan siswa yang akan diterima, dan pembentukan panitia dalam penerimaan siswa baru Rohiat (2009 : 25).
3.  Bidang Personalia / Kepegawaian
Ketenagaan di sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah menuntut kemampuan dalam manajemen personil yang memadai karena telah menjadi tuntutan bahwa kepala sekolah harus ikut memikul tanggung jawab untuk keberhasilan atau kegagalan anggota sekolah. Kesanggupan manajemen yang dituntut, meliputi: memperoleh dan memilih anggota yang cakap, membantu anggota menyesuaikan diri pada tugas-tugas barunya, menggunakan anggota dengan lebih efektif, dan menciptakan kesempatan untuk perkembangan anggotanya secara berkesinambungan Rohiat (2009 : 27). Bidang ketenagaan sekolah terdiri dari :
a.       Tenaga edukatif atau akademik, yaitu guru atau pengajar tetap dan tidak tetap (honorer), guru bantuan tetap (seperti guru dari Departemen Agama yang ditugaskan di sekolah negeri atau swasta).
b.      Tenaga non edukatif atau administratif atau pegawai Tata Usaha (TU)tetap dan tidak tetap (honorer).
5.      Bidang Perlengkapan/Sarana-Prasarana
Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan penunjang proses pendidikan seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah tetapi dimanfaatkan secara langsung untuk pengajaran. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses kerjasama pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien. (Badafal, 2003) Definisi ini menunjukkan bahwa sarana dan prasana yang ada disekolah perlu  didayagunakan dan dikelola untuk melalui proses pembelajaran disekolah.
6.      Bidang Hubungan dengan Masyarakat
Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan timbal balik untuk menjaga kelestarian dan kemajuan masyarakat itu sendiri. Pelaksanaan sekolah bertujuan untuk menjaga kelestarian nilai positif masyarakat, dengan harapan sekolah dapat mewariskan nilai positif masyarakat dengan baik dan benar. Sekolah juga berperan sebagai agen perubahan (agent of change), di mana sekolah dapat mengadakan perubahan nilai dan tradisi sesuai dengan kemajuan dan tuntutan masyarakat dalam kemajuan dan pembangunan Rohiat (2009 : 28).

6.        Istilah-istilah yang Berkaitan dengan Pengertian Manajemen
Sebagaimana dikemukakan pada sub bab sebelumnya, istilah manajemen disamakan secara substansial dengan istilah administrasi. Manakala kita membahas administrasi maka di dalamnya ada aktivitas manajemen , ada aktivitas organisasi, ada aktivitas kepemimpinan, dan inti dari semuanya adalah pengambilan keputusan dan pengambilan keputusan tersebut haruslah manusiawi. Artinya, bahwa bahwa pengambilan keputusan yang dilakukan harus dapat diterima oleh manusia pada umumnya. Yakni, manusia yang memiliki kekuatan, kelemahan, manusia sebagai makhluk sosial sekaligus yang juga memiliki kepentingan individu dan seterusnya. Istilah-istilah yang berkaitan dengan istilah manajemen bila dilihat dari lingkupnya adalah sebagai berikut:
1.    Administrasi (Etimologis dan Semantik)
Istilah administrasi berasal dari kata latin “administrare” yang berarti membantu atau melayani. Pengertian dalam arti sempitnya berarti setiap penyusunan keterangan-keterangan secara sistematis dan pencatatannya secara tertulis dengan maksud untuk memperoleh suatu ikhtisar mengenai keterangan-keterangan itu dalam keseluruhannya dan dalam hubungan satu sama lain. Pengertian dalam arti luasnya, berarti segala aktivitas individu-individu (para pejabat) dalam suatu organisasi yang berkaitan dengan tugas memerintah, memajukan, dan memperlengkapi usaha bersama untuk mencapai usaha yang ditentukan.
2.    Manajemen
Manajemen dapat didefinisikan sebagai “kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan”. Dapat juga didefinisikan bahwa manejemen adalah proses dengan mana pelaksanaan dari pada suatu tujuan tertentu yang diselenggarakan dan diawasi.
3.    Organisasi
Ditinjau dari sudut pandang pertama bahwa organisasi adalah sebagai suatu proses adalah proses menetapkan dan mengelompokkan pekerjaan yang akan dilakukan, merumuskan dan melimpahkan tanggung jawab dan wewenang serta menyusun hubungan-hubungan dengan maksud agar memungkinkan orang-orang bekerjasama secara efektif dalam menentukan suatu tujuan.
4.    Kepemimpinan (Leadership)
Banyak ahli yang memberikan batasan tentang leadership sesuai sudut tinjauannya masing-masing contohnya: “kepemimpinan adalah aktifitas untuk mempengaruhi orang untuk mencapai tujuan secara sukarela”(George Terry). Dan juga ada yang mengatakan “kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan untuk memberikan inspirasi, membimbing, mengarahkan orang lain”(Carter V.Good).
5.    Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan suatu cara yang digunakan untuk memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah dengan cara/teknik tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak.


BAB III
PENUTUP

A.      KESIMPULAN
Manajemen sekolah pada dasarnya merupakan aplikasi dari ilmu manajemen dalam kegiatan persekolahan. Perbedaan administrasi dan manajemen terletak pada ruang lingkupnya saja. Adminitrasi lebih luas ruang lingkupnya dibanding dengan manajemen. Tujuan akhir dari manajemen skolah adalah membantu memperlancar  pencapaian tujuan sekolah agar tercapai secara efektif dan efisien. Fungsi utama manajemen sekolah berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan manajemen sekolah.  Fungsi-fungsi yang berkaitan dengan pengelolaan sekolah dapat diklasifikasikan menurut problemnya, kegiatan manajemen dan kegiatan kepemimpinan.
Dalam pengelolaan sekolah agar dapat mencapai tujuan sekolah dengan baik, maka perlu mendasarkan pada prinsip-prinsip manajemen. Prinsip manajemen itu sendiri mulai dari efisiensi, efektivitas, pengelolaan, pengutamaan tugas pengelolaan, kerjasama, dan kepemimpinan yang efektif. Dalam melaksanakan manajemen sekolah perlu diketahui adanya bidang garapan-garapan tertentu atau bisa disebut dengan ruang lingkup Manajemen Sekolah, yaitu bidang kurikulum (pengajaran), bidang kesiswaan, bidang personalia, bidang sarana, bidang prasarana dan bidang hubungan dengan masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA
Ø  Drs. Sutomo, M.Pd. dkk.  Manajemen Sekolah. 2011. Semarang : UNNES PRESS
Ø  http://little-chiyoo.blogspot.com/2013/03/hakekat-manajemen-sekolah.html
Di akses pada tanggal 4 September 2013 pukul 06.18
Ø  http://hendyarief.blogspot.com/2013/03/makalah-manajemen-sekolah-bab-1-hakekat.html
Di akses pada tanggal 4 September 2013 pukul 06.02
Ø  http://imtaq.com/pengertian-administrasi-dan-istilah-yang-berkenaan-dengannya/
Di akses pada tanggal 5 September 2013 pukul 05.56
Ø  http://dhino-ambargo.blogspot.com/2013/05/definisi-dan-dasar-pengambilan-keputusan.html
Di akses pada tanggal 7 September 2013 pukul 06.02                    


MAKALAH "Hakekat Manajemen Sekolah"

Posted by : Unknown
Date :Selasa, 24 September 2013
With 1 komentar:

Belajar Membuat Paper Craft ternyata "Asyik"

|
Baca selengkapnya »
BELAJAR MEMBUAT PAPER CRAFT (PLANES)

Assalamu'alaikum.

Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi pengalaman membuat paper craft. Ya saya juga masih dalam tahap belajar karena baru pertama kali membuat paper craft, tapi langsung saya jatuhkan pilihan untuk membuat salah satu icon disney yaitu "dusty planes" dalam paper craft pertama saya. Berikut tutorialnya :


Shape the edges of the fuselage (part 1) into smoothly curved before applying the glue. Add engine hood with air intake (part 3) on top the nose. Attach the cockpit /  Dusty head (part 13) in place. Add small cap on Dusty's forehead (part 14), curved the cap first before adding it.







Add both engine exhaust pipes (part 20) on the side Dusty's nose. Shape the fuselage bottom curved (part 6)  before attaching to the main fuselage. Add antenna (part 2) in place.

On page 4 in the template there are 3 parts on the bottom of that page, they are wing's spars, layer them with cardboard. Place them in place like the picture above, make sure they are centered. Place the vertical stabilizer in place. When fold the vertical stabilizer make sure you shape the part so there is a pocket of air, just don't fold it flat, but make it hollow like airfoil shape.

Assembly both wing parts set, part 19,8,10 = left wing and part 18, 9, 7 = right wing. Attach wings in place.
 Insert 3 blades (part 31) into 3 holes on the spinner (part 5) and then fuse them together with part 28.

Add front landing gears (part 32,33 and 24). Rear landing gear (part 25, and 27). Flaps (part 15 and 16). Tail wing suspender (part 4).




Finally, complete the model with attaching spraying system (part 11,12,17 and 34).

Dan ini hasil dari Paper Craft yang saya rangkai sendiri. Cukup rumit dalam proses pembuatannya tapi percayalah sangat mengasyikan dan memiliki kepuasan tersendiri jika sudah selesai dalam pengerjaan paper craft ini! So guys, let's try to make it!







Iya sekian dari postingan blog saya kali ini, semoga bermanfaat.
Kalian bisa mendownload template "dusty planes" disini :   DOWNLOAD
Password document (.pdf) : paper-replika.com


Sumber : http://paper-replika.com/index.php?option=com_content&view=article&id=8580:dusty-disney-planes-paper-model&catid=28:disney-movie&Itemid=206191

Belajar Membuat Paper Craft ternyata "Asyik"

Posted by : Unknown
Date :
With 0komentar

Daftar Kata Baku dan Tidak Baku (EYD)

| Senin, 23 September 2013
Baca selengkapnya »

Daftar kata baku dan tidak baku ini saya susun berdasarkan artikel, buku, dan kamus besar bahasa Indonesia. Mengetahui banyaknya salah mengeja dalam bahasa Indonesia, agaknya memuat artikel daftar kata baku dan tidak baku ini sangat bermanfaat. Yuk, langsung simak apa aja kata-kata yang baku dan tidak baku tersebut. Insya Allah saya sudah mengecek ulang di Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Huruf A
Acap kali (bukan) Acapkali
Adakalanya (bukan) Ada kalanya
Adang (bukan) Hadang
Aerobik (bukan) Erobik
Afdal (bukan) Afdhol, Afdol
aktivitas (bukan) aktifitas
Akuarium (bukan) Aquarium
Alquran (bukan) Al-Quran, Al-Qur’an
Ambulans (bukan) Ambulan, Ambulance
Amfibi (bukan) Amphibi, Ampibi
Analisis (bukan) Analisa
Anda (bukan) anda
Andal (bukan) Handal
Andam (bukan) Handam
Antre (bukan) Antri
Anugerah (bukan) Anugrah
Anutan (bukan) Panutan
Apotek (bukan) Apotik
Asas (bukan) Azas
Asasi (bukan) Azasi
Ateis (bukan) Atheis
Atlet (bukan) Atlit
Atmosfer (bukan) Atmosfir
Autentik (bukan) Otentik
Autobiografi (bukan) Otobiografi
Azan (bukan) Adzan

Huruf B
Balsam (bukan) Balsem
Belasungkawa (bukan) Bela sungkawa
Berangus (bukan) Brangus
Berengsek (bukan) Brengsek
Berkah (bukan) Barokah
Besok (bukan) Esok
Bumiputra (bukan) Bumi putra
Bus (bukan) Bis

Huruf C
Cabai (bukan) Cabe
Capai (bukan) Capek
Cendekiawan (bukan) Cendikiawan
Cenderamata (bukan) Cinderamata
Cengkih (bukan) Cengkeh

Huruf D
Daripada (bukan) Dari pada
Debit (bukan) Debet
Definisi (bukan) Difinisi
Desain (bukan) Disain
Detail (bukan) Detil
Diagnosis (bukan) Diaganosa
Doa (bukan) Do’a
Dolar (bukan) Dollar
Dukacita (bukan) Duka cita

Huruf E
Efektivitas (bukan) Efektifitas
Eksem (bukan) Eksim
Ekstrem (bukan) Ekstrim
Elektrode (bukan) Elektroda
Elips (bukan) Elip
Elite (bukan) Elit
Email (bukan) E-mail
Embus (bukan) Hembus
Empas (bukan) Hempas
Esens (bukan) Esense

Huruf F
Faksimile (bukan) Faksimili
Februari (bukan) Pebruari
Fondasi (bukan) Pondasi
Fotokopi (bukan) Photocopy
Frekuensi (bukan) Frekwensi

Huruf G
Geladi (bukan) Gladi
Genius (bukan) Jenius
Genting (bukan) Genteng
Glukosa (bukan) Glukose

Huruf H
Hadis (bukan) Hadits
Hafal (bukan) Hapal
Hakikat (bukan) Hakekat
Halalbihalal (bukan) Halal bihalal
Harfiah (bukan) Harafiah
Hierarki (bukan) Hirarki
Hipotesis (bukan) Hipotesa

Huruf I
Ijazah (bukan) Ijasah
Imajinasi (bukan) Imaginasi
Imbau (bukan) Himbau
Impit (bukan) Himpit
Indra (bukan) Indera
Ingin (bukan) Pengen
Insaf (bukan) Insyaf
Intelijen (bukan) Intelejen
Introspeksi (bukan) Interopeksi
Isap (bukan) Hisap

Huruf J
Jadwal (bukan) Jadual
Jemawa (bukan) Jumawa
Jender (bukan) Gender
Jenderal (bukan) Jendral
Jumat (bukan) Jum’at

Huruf K
Kabar (bukan) Khabar
Kacamata (bukan) Kaca mata
Kaidah (bukan) Kaedah
Kanguru (bukan) Kangguru
Kanker (bukan) Kangker
Karena (bukan) Karna
Karier (bukan) Karir
Karisma (bukan) Kharisma
Kasatmata (bukan) Kasat mata
Kategori (bukan) Katagori
Kaus (bukan) Kaos
Kempis (bukan) Kempes
Kendaraan (bukan) Kenderaan
Kesatria (bukan) Ksatria
Khawatir (bukan) Kuatir
Khotbah (bukan) Khutbah
Khuldi (bukan) Kuldi
Khusyuk (bukan) Khusuk
Kiai (bukan) Kiyai
Kilometer (bukan) Kilo meter
Komoditas (bukan) Komoditi
Komplet (bukan) Komplit
Konferensi (bukan) Konperensi
Kongres (bukan) Konggres
Konkret (bukan) Kongkrit
Konstanta (bukan) Konstan
Kosakata (bukan) Kosa kata
Kover (bukan) Cover
Kredit (bukan) Kridit
Kualitas (bukan) Kwalitas
Kuantitas (bukan) Kwantitas
Kuintal (bukan) Kintal
Kuitansi (bukan) Kwitansi
Kuota (bukan) Kwota, Kuotum

Huruf L
Laba-Laba (bukan) Labah-Labah
Lahad (bukan) Lahat
Lembap (bukan) Lembab
Lever (bukan) Liver
Limfa (bukan) Limpa
Linear (bukan) Linier
Lokakarya (bukan) Loka karya
Lubang (bukan) Lobang

Huruf M
Maaf (bukan) Ma’af
Majelis (bukan) Majlis
Makhluk (bukan) Mahluk
Manajemen (bukan) Managemen
Mangkuk (bukan) Mangkok
Marah (bukan) Amarah
Masjid (bukan) Mesjid
Massal (bukan) Masal
Masyhur (bukan) Mashur
Matang (bukan) Mateng
Memercayakan (bukan) Mempercayakan
Memercayakan (bukan) Mempercayakan
Memesona (bukan) Mempesona
Memopulerkan (bukan) Mempopulerkan
Mencuci (bukan) Menyuci
Menopause (bukan) Monopause, Manopause
Menyontek (bukan) Mencontek
Merek (bukan) Merk
Mesti (bukan) Musti
Meterai (bukan) Materai
Metode (bukan) Metoda
Mikrob (bukan) Mikroba
Miliar (bukan) Milyar
Misi (bukan) Missi
Monarki (bukan) Monarkhi
Mozaik (bukan) Mosaik
Muazin (bukan) Muadzin, Muadin
Mungkir (bukan) Pungkir
Museum (bukan) Musium

Huruf N
Nakhoda (bukan) Nahkoda, Nakoda
Napas (bukan) Nafas
Nasihat (bukan) Nasehat
Netralisasi (bukan) Netralisir

Huruf O
Objek (bukan) Obyek
Ojek (bukan) Ojeg
Olahraga (bukan) Olah raga
Omzet (bukan) Omset
Orang tua (bukan) Orangtua
Otomatis (bukan) Automatis

Huruf P
Paham (bukan) Faham
Pancaindra (bukan) Pancaindera, Panca Indera
Pancaroba (bukan) Panca roba
Paspor (bukan) Pasport
Peduli (bukan) Perduli
Pembaruan (bukan) Pembaharuan
Pergedel (bukan) Perkedel
Perilaku (bukan) Prilaku
Permukiman (bukan) Pemukiman
Persentase (bukan) Presentase
Petai (bukan) Pete
Petai (bukan) Pete
Pikir (bukan) Fikir
Praktik (bukan) Praktek
Prancis (bukan) Perancis
Priayi (bukan) Priyayi
Proklamasi (bukan) Proklamir
Protagonis (bukan) Protogonis
Provinsi (bukan) Propinsi
Putra (bukan) Putera
Putri (bukan) Puteri

Huruf R
Rapi (bukan) Rapih
Realitas (bukan) Realita
Restoran (bukan) Restauran
Rezeki (bukan) Rizki, Rejeki
Rezim (bukan) Rejim
Risiko (bukan) Resiko
Ritme (bukan) Ritma
Roboh (bukan) Rubuh
Rohani (bukan) Ruhani
Rontgen (bukan) Ronsen

Huruf S
Sah (bukan) Syah
Sahaja (bukan) Sehaja
Saksama (bukan) Seksama
Samudra (bukan) Samudera
Saputangan (bukan) Sapu tangan
Saraf (bukan) Syaraf, Sarap
Satai (bukan) Sate
Segitiga (bukan) Segi tiga
Sekadar (bukan) Sekedar
Sekretaris (bukan) Sekertaris
Sekular (bukan) Sekuler
Sepak bola (bukan) Sepakbola
Seriawan (bukan) Sariawan
Setan (bukan) Syaitan, Syetan
Shalat (bukan) Salat
Silakan (bukan) Silahkan
Sintesis (bukan) Sintesa
Sistem (bukan) Sistim
Sontek (bukan) Contek
Sportivitas (bukan) Sportifitas
Standardisasi (bukan) Standarisasi
Stroberi (bukan) Strawbery
Subjek (bukan) Subyek
Sumatra (bukan) Sumatera
Surah (bukan) Surat
Surga (bukan) Syurga, sorga
Sutra (bukan) Sutera
Syubhat (bukan) Subhat

Huruf T
Takhayul (bukan) Tahayul
Takhta (bukan) Tahta
Takwa (bukan) Taqwa
Tampak (bukan) Nampak
Tanda tangan (bukan) Tandatangan
Taoco (bukan) Tauco
Taoge (bukan) Tauge/Toge
Teknologi (bukan) Tekhnologi
Teladan (bukan) Tauladan
Teladan (bukan) Tauladan
Telanjur (bukan) Terlanjur
Telantar (bukan) Terlantar
Telentang (bukan) Terlentang
Telepon (bukan) Telpon, Telfon, Tilpon
Tenteram (bukan) Tentram
Teoretis (bukan) Teoritis
Terampil (bukan) Trampil
Tetapi (bukan) Tapi
Tobat (bukan) Taubat
Tolan (bukan) Taulan
Topan (bukan) Taufan

Huruf U
Ubah (bukan) Rubah
Ubah (bukan) Rubah
Unta (bukan) Onta
Urine (bukan) Urin
Ustaz (bukan) Ustadz, Ustad
Ustazah (bukan) Ustadzah
Utang (bukan) Hutang

Huruf W
Wiraswasta (bukan) Wirausaha

Huruf Y
Yudikatif (bukan) Judikatif
Yudisial (bukan) Judisial

Huruf Z
Zaman (bukan) Jaman
Zikir (bukan) Dzikir
Zuhur (bukan) Dzuhur, Lohor


Sumber referensi : 
http://maryam-qonita.blogspot.com/2011/04/daftar-kata-baku-tidak-baku.html?showComment=1379936459427#c643736994089606903

Daftar Kata Baku dan Tidak Baku (EYD)

Posted by : Unknown
Date :Senin, 23 September 2013
With 0komentar
Next Prev
▲Top▲