Newest Post

"Film Comic 8, Film Action-Comedy dari para stand up comedian di Indonesia"

| Rabu, 29 Januari 2014
Baca selengkapnya »

"Film Comic 8, Film Action-Comedy dari para stand up comedian di Indonesia"

COMIC 8 adalah film Comedy Action segar yang bercerita tentang delapan anak muda dari berbagai macam background dan kisah hidup masing-masing, yang secara kebetulan merampok sebuah bank dalam waktu bersamaan. Terdiri dari 8 Stand Up Comedian yang masing-masing membawa character yang unik ke dalam cerita, serta masing-masing mempunyai alasan dan motif yang berbeda-beda. Ada yang merampok karena Galau, Hobby, Iseng, Adrenaline Sport, bahkan ada yang Merampok untuk menghidupi panti asuhan dan rakyat miskin. 

Ke 8 Perampok tersebut akan terbagi menjadi tiga team dengan kemampuan dan jam terbang yang berbeda-beda. Cerita pun berkembang dari perampokan yang awalnya terlihat seperti kebetulan yang aneh, terkepung oleh pasukan polisi dengan AKP nya yang super cantik, sampai akhirnya mereka harus saling bekerja sama dan menemukan jawaban dari teka teki yang ada serta mencari jalan keluar terbaik untuk semua.

Situasi yang tidak lazim, Heavy Hard Hitting Actions dengan berbagai scene adu tembak berbagai senjata seperti, pistol, machine guns bazooka, granade and dynimte - serta twist-twsit Unpredictable yang tidak akan pernah terpikirkan penonton dalam cerita ini, akan membawa hiburan seru dan kelucuan tingkat tinggi yang pastinya akan mengocok perut penonton. 

Film ini dibintangi oleh Mongol Stres, Mudy Taylor, Ernest Prakasa, Kemal Palevi, Bintang Timur, Babe Cabiita, Fico Fachriza, Arie Kriting, Indro Warkop, Nirina Zubir, Nikita Mirzani, Pandji Pragiwaksono, Boy William, Candil , Coboy Junior, Jeremy Teti, Kiki Fatmala, Agus Kuncoro, Joe P Project, Cak Lontong, Henky Solaiman, Laila Sari, Agung Hercules, Ence Bagus, Ge Pamungkas.

Film Indonesia terbaru, Comic 8, yang akan rilis 29 Januari nanti menampilkan sederetan stand-up comic terkenal sebagai pelakon utamanya. Bemain dalam sebuah film, apalagi sebagai tokoh utama, tentu saja menjadi pengalaman baru bagi sebagian besar dari mereka. Apalagi, dalam film action-comedy kriminal garapan Anggy Umbara ini, mereka dituntut untuk melakoni adegan-adegan laga yang digarap serius.

Salah satu stand-up comic yang menjadi tokoh utama Comic 8, Ernest Prakasa pun menuturkan kesulitan yang dialami ketika syuting film ini. Sekalipun ini bukan pertama kali Ernest muncul di sebuah film--sebelumnya ia tampil sebentar di Make Money, Ernest mengaku sempat merasakan beratnya mengeksekusi adegan laga di film Comic 8 yang menuntut kekompakan tim.

"Jadi mereka tuh banyak pakai steadycam, yang long shot--yang cameraman-nya jalan ngikutin (gerak pemain), dan adegannya action pula. Jadi udah jumpalitan, kejedug-jedug, tiba-tiba ada yang salah, fokusnya blur, retake, yang begitu-begitu," kenang Ernest ketika ditemui Muvila di sela-sela promosi film Comic 8.

Ernest melanjutkan, "Memang banyak banget adegan laga, ada adegan fighting-nya juga, yang begitu-begitu biasanya ngambil-nya pakai steadycam. Nah, itu yang agak-agak ribet, biasanya ada aja tuh. Ada kabel bocorlah atau apa."

Adegan-adegan action memang jadi unsur krusial film Comic 8 ini, selain tentu saja humornya. Sutradara Anggy Umbara pun menegaskan keistimewaan film ini adalah menggabungkan komedi dan action dengan penggarapan yang tidak main-main.

"Jadi film ini action-comedy. Digarap dengan action yang benar-benar serius dengan komedi yang juga serius. Jadi bagi yang akan nonton nanti bakal jadi saksi sejarah tonggak kebangkitan film action-comedy di Indonesia," ujar sutradara yang sebelumnya menggarap Mama Cake dan Coboy Junior The Movie ini.

Keseriusan penggarapan Comic 8, khususnya di adegan laga juga dirasakan oleh aktris Nirina Zubir. Dalam perannya sebagai seorang kapten polisi bernama AKP Bunga, aktris yang akrab disapa Na ini juga dituntut melakoni adegan-adegan laga, termasuk menggunakan senjata api, sekalipun aktris dan presenter ini mengaku sangat tidak suka dengan segala jenis bunyi ledakan. Berbeda dengan film-film komedi lain yang dibintanginya, Nirina Zubir harus berakting lebih serius dan seksi, ditambah lagi dengan menggunakan senjata api.

"Karena Na sendiri nggak suka sama suara-suara keras, nggak suka, banget. Jadi kayak petasan atau apa, itu paling nggak mungkin deh Na mainin. Tapi, kali ini harus main dengan karater yang megang pistol yang, walaupun memang bukan peluru beneran, tapi ‘kan begitu kita ledakkan itu beneran kencang," tutur aktris pemenang Piala Citra lewat film Heart ini.

Namun, Nirina tetap mengakui sangat menikmati karakternya di film Comic 8 ini, yang cukup berbeda dari film-film komedi yang telah ia bintangi sebelumnya. Sebagai AKP Bunga yang tegas dan judes, Nirina dituntut untuk tampil fit dan seksi, tanpa ada unsur melucu sedikit pun.

"Walaupun peran Nirina di sini tidak terlalu banyak, tapi buat Nirina setiap kali AKP Bunga ini keluar, itu character banget. And I like it," ujar Nirina.

Film Comic 8 berkisah tentang tiga kelompok perampok dengan motif berbeda yang hendak merampok sebuah bank yang sama. Para perampok yang berjumlah delapan orang ini pun kemudian bersatu untuk merampok dengan hasil yang dibagi rata.

Kedelapan perampok ini seluruhnya diperankan oleh orang-orang yang sebelumnya dikenal sebagai stand-up comic. Mereka adalah Ernest Prakasa, Mongol, Arie Kriting, Kemal Pahlevi, Babe Cabita, Fico, Bintang Timur, dan Mudy Taylor. Comic 8 sendiri adalah film perdana bagi sebagian besar dari mereka.

Di sini, para stand-up comic tersebut diuji untuk menyampaikan kelucuan khas masing-masing dalam cara yang berbeda. Ketika stand-up comedy dirancang dan ditampilkan oleh sang comic sendiri, maka dalam sebuah film, mereka harus mengikuti skenario dan arahan sutradara. Artinya, kesuksesan penampilan mereka di film ini tidak seluruhnya dalam kendali mereka.

Karena itulah, pelawak senior dan anggota kelompok komedi legendaris Indonesia Warkop DKI, Indro pun menegaskan, bahwa keberhasilan sebuah film bukan bergantung pada individu, melainkan karena hasil kerja sama antaranggota tim.

Pelawak senior, Indro Warkop tampil di Comic 8 memerankan dirinya sendiri.

"Pada prinsipnya begini, film itu adalah sebuah kerja kolektif. Seperti itu selalu, bagaimana caranya kita bekerja sama dengan orang lain, siapa pun dia. Yang namanya film Warkop saja kami nggak merasa itu kami doang. Kesuksesannya bahkan (melibatkan) penontonnya juga," ungkap Indro,

Sikap tersebut masih menjadi pegangan Indro ketika ikut berperan di film Comic 8. Ketimbang berusaha menonjolkan diri, mengingat statusnya sebagai pelawak senior di antara para juniornya, Indro berpegangan bahwa ia harus memberikan yang terbaik demi kesuksesan filmnya, bukan sebaliknya.

"Saya nggak punya pikiran apa-apa kecuali saya berusaha untuk bisa bekerja sama dengan baik untuk kesuksesan film ini. Yang harus sukses ‘kan bukan Indro, tapi film ini. Ketika film ini sukses, Indro ikut terangkat. Tapi ketika--seolah-olah--Indro sukses tapi film ini tidak, ya nggak dapat apa-apa," tegasnya.

Penasaran dengan film Comic 8? Sabar mulai Rabu, 29 Januari nanti, film ini sudah tayang di bioskop. Ini trailer-nya.




Sumber bacaan, foto, dan video:
-http://www.21cineplex.com/comic-8-movie,3365,03COC8.htm
-http://www.muvila.com/read/film-comic-8-action-comedy-yang-digarap-serius
-http://www.youtube.com/watch?v=_vwBVFXAqs0
-https://hot.detik.com/

"Film Comic 8, Film Action-Comedy dari para stand up comedian di Indonesia"

Posted by : Unknown
Date :Rabu, 29 Januari 2014
With 0komentar

"Mengulas Sejarah: Akankah Terbentuk lagi Selat Muria yang memisahkan Jepara dengan kota disekitarnya?"

| Selasa, 28 Januari 2014
Baca selengkapnya »
"Mengulas Sejarah: Akankah Terbentuk lagi Selat Muria yang memisahkan Jepara dengan kota disekitarnya?"




TEMPO.CO, Jepara - Hujan yang mengguyur Jepara, Jawa Tengah, sejak Senin malam lalu hingga Selasa siang ini, 28 Januari 2014, mengakibatkan daerah ini kembali terkepung banjir. Bahkan daerah yang tergenang banjir kali ini lebih luas dibanding kawasan yang kebanjiran pekan lalu.


"Jepara nyaris lumpuh," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Jepara, Lulus Suprayetno, saat dihubungi Tempo, Selasa, 28 Januari 2014. Banjir menggenangi delapan kecamatan dari 16 kecamatan yang ada, yakni Kecamatan Pecangaan, Mayong, Nalumsari, Welahan, Kalinyamatan, Kedung, Taunan, dan Donorojo.  "Banjir disebabkan oleh jebolnya tanggul di Sungai Mayong, Bakalan, Pecangaan, dan Karang Randu," ujar Lulus.

Meluasnya banjir memaksa kepolisian setempat menutup arus lalu lintas bagi sepeda motor dan mobil kecil. Penutupan dilakukan pukul 12.00 hari ini. Hanya truk besar yang diperbolehkan melintas. "Banjir di Jalan Raya Gotri, Jepara, setinggi pinggang orang dewasa sepanjang satu kilometer," kata Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Jepara Ajun Komisaris Polisi Andi Muhammad Indra. Penutupan jalur juga dilakukan di Jalan Raya Welahan, perbatasan antara Demak dan Jepara. Dengan ditutupnya jalur tersebut, akses menuju Jepara dari arah Demak dan Kudus lumpuh. 

Tim BASARNAS Jepara - Selasa, 28 Januari 2014, Fenomena yg cukup mencenangkan. Terjadi di desa sukodono tepatnya di selatan sirkuid Mbakalan mewah kemarin. Yang semula jalur irigasi dngan tanah retak dengan kedalaman tak lebih dari 1mter dalam tempo beberapa hari. Jalur irigasi seperti terbelah dengan kedalaman kurang lbih 8 mter membentuk jurang. dengan panjang mencapai ratusan meter 1 rumah terancam roboh.


Dengan adaya peristiwa tersebut , pihak terkait akan dibantu rekan dari Solo untuk membantu pemetaan melalui citra satelit dan analisanya, ,dikhawatirkan terjadi landside/tanah gerak, ATAU Ambles . Dan yang dikawatirkan pas jalur patahan gunung muria.

Inilah yang mengusik saya untuk kembali menelusuri sejarah adanya "Selat Muria". Apakah akan terbentuk lagi Selat Muria yang memisahkan Jepara dengan kota disekitarnya?

Gunung Muria yang berdiri gagah diantara wilayah Jepara, Kudus dan Pati menyimpan banyak sejarah yang sangat menarik. Diantara adalah pernah adanya sebuah selat yang memisahkan Gunung Muria dengan pulau Jawa. Yaitu Selat Muria. Sangat menarik untuk dijadikan wawasan kita bersama untuk cerita anak cucu kita nanti.

Sebelum abad 17, Muria adalah sebuah pulau yang terpisah dengan Pulau Jawa yang dahulu disebut Pulau Muria. Kedua pulau itu dibatasi oleh Selat Muria. Fakta ini pernah diungkap dalam kajian yang dilakukan HJ De Graaf dan Th G Pigeaud (Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa: Peralihan dari Majapahit ke Mataram; Grafiti Pers, 1985), Pramoedya Ananta Toer (Jalan Raya Pos, Jalan Daendels; Lentera Dipantara, 2005), serta Denys Lombard yang meluncurkan dua serial bukunya (Nusa Jawa: Silang Budaya, Kajian Sejarah Terpadu; Gramedia, 1996 a-b). Bagian pertama tentang batas-batas pembaratan, dan bagian kedua tentang jaringan Asia.

Dahulu pusat Kerjaan Demak terletak di tepi pantai Selat Muria yang memisahkan antara Pulau Jawa dan Pulau Muria. Kapal dapat berlayar dengan baik saat melewati selat yang cukup lebar. Oleh karena itu dalam sejarah, Kerajaan Demak pernah disebut sebagai Kerjaan Maritim.

Tetapi setelah abad ke-17, selat Muria sudah tidak dapat dipakai berlayar setiap saat, karena terjadi pendangkalan yang disebabkan proses sedimentasi. Orang dapat berlayar selama musim hujan dengan sampan lewat tanah yang tergenang air, mulai dari Jepara sampai Pati, di tepi Sungai Juwana. Pada tahun 1657, Tumenggung Pati mengumumkan niatnya untuk menggali saluran air baru dari Demak ke Juwana, sehingga Juwana dapat menjadi pusat perdagangan. Boleh jadi, ia ingin memulihkan jalan air lama, yang seabad sebelumnya masih bisa dipakai.

Dan akhirnya sampai sekarang karena proses pengendapan tanah (sedimentasi) pada jalur air tersebut, Selat Muria benar-benar hilang. Dan Pulau Jawa dan Pulau Muria menjadi satu seperti saat ini. Daerah Juwana sendiri kalau berdasar teori ini berarti awalnya adalah laut yang lambat laun mendangkal menjadi payau atau rawa-rawa.

Jejak jalur air dari selat tersebut bisa dilihat dari daerah aliran Sungai Silugonggo saat ini. Kita bisa membayangkan bahwa dahulu sungai itu merupakan sebuah selat yang memisahkan Pulau Jawa dan Muria. 
Perlu kita tahu bahwa sampai saat ini daerah-daerah banjir di wilayah Demak, Kudus dan Pati merupakan daerah-daerah yang dulunya adalah jalur Selat Muria.

Mau tau lebih lanjut kisahnya, silakan klik:



Sumber Bacaan:
-http://www.tempo.co/read/news/2014/01/28/058549084/Banjir-Jepara-Nyaris-Lumpuh
-https://www.facebook.com/JeparaHariIni/posts/684121964965558
-http://alumni-smp291.blogspot.com/2013/10/selat-muria.html?showComment=1390902230126#c3742732774634088745
Next Prev
▲Top▲