LAPORAN PENELITIAN KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 PECANGAAN - JEPARA

| Minggu, 19 Januari 2014
LAPORAN PENELITIAN
KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN SEKOLAH
DI SMA NEGERI 1 PECANGAAN - JEPARA




KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan kasihNya, atas anugerah hidup dan kesehatan yang telah penulis terima, serta petunjukNya sehingga memberikan kemampuan dan kemudahan bagi penulis dalam penyusunan laporan observasi ini yang berjudul “Komunikasi dalam Manajemen Sekolah di SMA Negeri 1 Pecangaan, Jepara” yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Sekolah. Tak lupa shalawat berserta salam juga semoga terkembang kepada junjunan nabi besar Muhammad SAW. 
Laporan hasil observasi  ini dapat terwujud berkat kerja sama dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Bapak Sugeng dan Bapak Basuki selaku dosen pembimbing matakuliah Manajemen Sekolah.
2.      SMA Negeri 1 Pecangaan yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan observasi Manajemen Sekolah.
3.      Bapak Nor Kholis S,Pd. selaku WAKA Bidang Kesiswaan yang telah membantu selama pelaksanaan observasi.
4.      Serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Sungguhpun tinggi keinginan penulis untuk selalu menyuguhkan yang terbaik. Namun karena penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan hasil observasi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan tanggapan, masukan, kritik serta saran dari pembaca demi kesempurnaan laporan hasil observasi yang penulis susun. Semoga laporan hasil observasi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Semarang, 5 November 2013

Penulis


BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasisan, pengarahan dan pengawasan dengan memberdayakan anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Handoko, 2003: 8). Manajemen sering juga didefinisikan sebagai seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Para manajer mencapai tujuan organisasi dengan cara mengatur orang lain untuk melaksanakan tugas apa saja yang mungkin diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut (Stoner, 1996 : 7).
Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Ada tiga alasan utama mengapa manajemen itu dibutuhkan. Pertama : Untuk mencapai tujuan. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan suatu organisasi dan pribadi; kedua : Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan dari pihak yang berkepentingan dalam organisasi, seperti pemilik dan karyawan, maupun kreditur, pelanggan, konsumen, supplier, serikat kerja, assosiasi perdagangan, masyarakat dan pemerintah. Ketiga : Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Suatu kerja organisasi dapat diukur dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu cara yang umum adalah efisiensi dan efektivitas.
Manusia sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi dengan individu maupun kelompok lain disekitarnya. Salah satu syarat interaksi adalah adanya  komunikasi. Dengan komunikasi maka antara satu individu dengan individu atau kelompok lain akan mengetahui maksud yang hendak disampaikan, kemudian akan mendapatkan reaksi. Dengan demikian maka tidak dapat dipungkiri bahwa peran lomunikasi menjadi sengat penting dalam kehidupan manusia. Hal ini terwujud misal pada organisasi atau institusi yang terbentuk dalam masyarakat melalui komunikasi.
Dalam dunia pendidikan peran komunikasi menjadi sangat penting. Tanpa adanya komunikasi maka sistem pendidikan dalam sebuah negara tidak akan berjalan dengan baik sehingga akan merusak sistem yang lain. Komunikasi di dunia pendidikan terjadi dalam setiap posisi yang diduduki seseorang dari mulai tingkat kementrian pendidikan hingga pengajar dan staf-stafnya dalam sekolah. Bahkan kalau kita lihat kebelakang munculnya perilaku pendidikan terjadi dengan adanya komunikasi.
Institusi pendidikan atau dalam hak ini sekolah juga memerlukan komunikasi dalam manajemennya. Komunikasi tersebut bisa bersifat intern maupun ekstern. Kedua komunikasi tersebut sangat menentukan kelancaran, kemudahan dan kenyamanan dalam melaksanakan tugas masing-masing komponen sekolah. 

1.2     Rumusan Masalah
Dari  latar belakang di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Apa pengertian komunikasi?
2.      Apa tujuan dan unsur komunikasi?
3.      Apa saja fungsi-fungsi komunikasi?
4.      Bagaimana komunikasi intern di SMAN 1 Pecangaan?
5.      Bagaimana komunikasi ekstern di SMAN 1 Pecangaan?
6.      Hambatan apa saja dalam pelaksanaan kegiatan komunikasi?
7.      Bagaimana komunikasi dapat dilakukan secara efektif dalam sekolah?

1.3     Tujuan
Tujuan dari dilakukannya penelitian (observasi) ini adalah :
1.      Mengetahui pengertian dari komunikasi.
2.      Mengetahui tujuan dan unsur-unsur komunikasi.
3.      Mengetahui kinerja serta fungsi dari berjalannya komunikasi intern dam ekstern dalam manajemen sekolah di SMAN 1 Pecangaan.
4.      Mengetahui hambatan-hambatan dalam pelaksanaan komunikasi di sekolah.
5.      Mengetahui metode yang dapat dilakukan untuk menjalakankan komunikasi secara efektif dalam tujuan menjalankan manajemen sekolah di SMAN 1 Pecangaan.



BAB II
METODE


2.1       Metode Penelitian :
Salah satu hal yang paling penting dalam penelitian adalah data penelitian, karena melalui data berbagai macam tujuan penelitian dapat dicapai, baik dalam hal menjawab pertanyaan, maupun pengujian hipotesis (Silalahi, 2006: 257). Dalam penelitian, kita tidak bisa hanya mengandalkan pengetahuan rasional semata, karena seringkali apa yang terlihat atau terdengar tiap harinya berbeda dengan kenyataan di lapangan. Oleh karena itu penting sekali untuk mencari dan menemukan fakta sebagai pengetahuan empiris, melalui pengumpulan data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut:
A.      Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian (Lerbin,1992 dalam Hadi, 2007). Tanya jawab ‘sepihak’ berarti bahwa pengumpul data yang aktif bertanya, sementara pihak yang ditanya aktif memberikan jawaban atau tanggapan. Dari definisi itu, kita juga dapat mengetahui bahwa tanya jawab dilakukan secara sistematis, telah terencana, dan mengacu pada tujuan penelitian yang dilakukan. Metode wawancara ini dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab langsung dengan narasumber yang terkait yaitu Guru dan siswa serta anggota sekolah lainnya.
Pada penelitian, wawancara dapat berfungsi sebagai metode primer, pelengkap atau sebagai kriterium (Hadi, 1992). Sebagai metode primer, data yang diperoleh dari wawancara merupakan data yang utama guna menjawab pemasalahan penelitian. Sebagai metode pelengkap, wawancara berfungsi sebagai sebagai pelengkap metode lainnya yang digunakan untuk mengumpulkan data pada suatu penelitian. Sebagai kriterium, wawancara digunakan untuk menguji kebenaran dan kemantapan data yang diperoleh dengan metode lain. Itu dilakukan, misalnya, untuk memeriksa apakah para kolektor data memang telah memperoleh data dengan angket kepada subjek suatu penelitian, untuk itu dilakukan wawancara dengan sejumlah sampel subjek tertentu.
B.            Observasi
Melalui observasi peneliti dapat memperoleh pandangan-pandangan mengenai apa sebenarnya kegiatan komunikasi yang dilakukan di dalam sekolah, melihat langsung keterkaitan komunikasi diantara komponen-komponen dalam manajemen sekolah.


BAB III
PEMBAHASAN


3.1       Pengertian Komunikasi.
D.B. Curtis, 1992 komunikasi adalah kemampuan mengirimkan pesan dengan jelas, manusiawi, efisien dan menerima pesan secara akurat.
Wibowo mengatakan bahwa komunkasi merupakan aktifitas menyampaikan apa yang ada dipikiran, konsep yang kita miliki dan keinginan yang ingin kita sampaikan pada orang lain. Atau sebagai seni mempengaruhi orang lain untuk memperoleh apa yang kita inginkan.
Komunikasi adalah proses menyalurkan informasi, ide, penjelasan, perasaan, pertanyaan dari orang ke orang atau dari kelompok ke kelompok. Komunikasi adalah proses interaksi antara orang-orang atau kelompok-kelompok yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang dan kelompok-kelompok dalam suatu organisasi. (Oteng Sutisna, 1989)
Komunikasi dapat diartikan sebagai usaha untuk menyampaikan maksud tertentu kepada orang lain sehingga orang tersebut dapat memahami maksud yang disampaikan. Komunikasi dapat juga diartikan sebagai suatu proses penyampaian makna (meaning) dari pengirim kepada penerima, dengan menggunakan media tertentu. (Fandy Tjiptono & Anastasia Diana, 2001)
Dari uraian tersebut, bahwa komunikasi merupakan usaha yang dilakukan oleh seseorang dengan tidak terlepas dari kemampuan yang dimilikinya untuk berkomunikasi terhadap orang lain di dalam menyampaikan tujuan yang diinginkan. Dengan demikian bahwa komunikasi dalam setiap bentuknya adalah suatu proses yang hendak mempengaruhi sikap dan perbuatan orang-orang yang menjadi lawan bicara atau lawan untuk berkomunikasi. 
3.2       Tujuan dan Unsur-Unsur Komunikasi
      Komunikasi merupakan suatu yang sangat pokok dalam setiap hubungan manusia, begitu pula dalam suatu organisasi terjadinya komunikasi tentunya ada tujuan yang ingin dicapai. Ada beberapa tujuan komunikasi sebagai berikut :
a.       Menentapkan dan menyebarkan maksud dari pada suatu usaha.
b.      Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan.
c.       Mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya seperti efektif dan efisien.
d.      Memilih, mengembangkan, menilai anggota organisasi.
e.       Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di mana setiap orang mau memberikan kontribusi.
      Selanjutnya dalam proses komunikasi tentunya memerlukan unsur-unsur komunikasi, yaitu :
a.       Harus ada suatu sumber, yaitu seorang komunikator yang mempunyai sejumlah kebutuhan, ide atau informasi untuk diberikan.
b.      Harus ada suatu maksud yang hendak dicapai, yang umumnya bisa dinyatakan dalam kata-kata perbuatan yang oleh komunikasi diharapkan akan dicapai.
c.       Suatu berita dalam suatu bentuk diperlukan untuk menyatakan fakta, perasaan, atau ide yang dimaksud untuk membangkitkan respon dipihak orang-orang kepada siapa berita itu ditujukan.
d.      Harus ada suatu saluran yang menghubungkan sumber berita dengan penerima berita.
e.       Harus ada penerima berita. Akhirnya harus ada umpan balik atau respon dipihak penerima berita. Umpan balik memungkinkan sumber berita untuk mengetahui apakah berita itu telah diterima dan dinterprestasikan dengan betul atau tidak.
Berdasarkan unsur-unsur tersebut, jelaslah bahwa dalam kegiatan komunikasi itu di dalamnya terdapat unsur-unsur yang ada dalam komunikasi, baik itu unsur sumber yang merupakan sebagai komunikator yang memiliki informasi atau berita yang akan disampaikan terhadap penerima informasi dengan melalui atau menggunakan saluran atau media komunikasi, antar unsur yang satu dengan yang lainnya jelas sekali adanya suatu keterkaitan, dan apabila salah satu unsur itu tidak ada kemungkinan proses komunikasi akan mengalami hambatan.

3.3       Fungsi-Fungsi Komunikasi
Sesuai dengan tujuan dari komunikasi, maka dalam suatu organisasi komunikasi mempunyai beberapa fungsi komunikasi diantaranya adalah :
1.      Fungsi informasi
2.      Fungsi komando akan perintah
3.      Fungsi mempengaruhi dan penyaluran
4.      Fungsi integrasi
Dari fungsi komunikasi tersebut, bahwa fungsi informasi, dengan melalui komunikasi maka apa yang ingin disampaikan oleh narasumber atau pemimpin kepada bawahannya dapat diberikan dalam bentuk lisan ataupun tertulis. Melalui lisan manajer atau pemimpin dengan bawahan dapat berdialog langsung dalam menyampaikan gagasan dan ide.
Fungsi komando akan perintah tentunya berkaitan dengan kekuasaan, di mana kekuasaan orang adalah hak untuk memberi perintah kepada bawahan di mana para bawahan tunduk dan taat dan disiplin dalam menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Suatu perintah akan berisikan aba-aba untuk pelaksanaan kerja yang harus dipahami dan dimengerti serta yang dijalankan oleh bawahan. Dengan perintah terjadi hubungan atasan dan bawahan sebagai yang diberikan tugas.
Dalam fungsi pengaruh berarti memasukan unsur-unsur yang meyakinkan dari pada atasan baik bersifat motivasi maupun bimbingan, sehingga bawahan merasa berkewajiban harus menjalankan pekerjaan atau tugas yang harus dilaksanakannya. Dan dalam mempengaruhi bahwa komunikator harus luwes untuk melihat situasi dan kondisi di mana bawahan akan diberikan tugas dan tanggung jawab, sehingga tidak merasa bahwa sebenarnya apa yang dilakukan bawahannya itu merupakan beban, ia akan merasakan tugas dan tanggung jawab.
Pada fungsi integrasi bahwa organisasi sebagai suatu sistem harus berintegrasi dalam satu total kesatuan yang saling berkaitan dan semua urusan satu sama lain tak dapat dipisahkan, oleh karena itu orang-orang yang berada dalam suatu organisasi atau kelompok merupakan suatu kesatuan sistem, di mana seseorang itu akan saling berhubungan dan saling memberikan pengaruh kepada satu sama lain dalam rangka terciptanya suatu proses komunikasi untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.

3.4       Komunikasi Intern di SMAN 1 Pecangaan
Komunikasi intern adalah komunikasi yang terjalin antara komponen sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, guru, staf tata usaha, dan siswa. Tujuan dari komunikasi intern adalah agar setiap personil sekolah dapat bekerja dengan tenang dan menyenangkan serta terdorong untuk berprestasi dengan baik dan mengerjakan tugas dengan penuh kesadaran. Manfaat yang dapat dirasakan dari komunikasi intern adalah akan memberikan kemudahan dan keringanan dalam melaksanakan serta memecahkan persoalan sekolah. Sehingga semua personil sekolah dapat menyamakan langkah alam mencapai tujuan secara efektif dan efisien. (Sutomo dkk, 2011).
Dalam komunikasi intern di SMA Negeri 1 Pecangaan berdasarkan wawancara dan pengamatan yang penulis lakukan dapat diketahui bahwa komunikasi intern telah berjalan dengan baik. Dalam komunikasi intern hendaknya dapat diikat dengan ikatan profesional yakni “tata krama” dan sesuai dengan kode etik. Kepala sekolah hendaknya menggunakan prinsip demokrasi dan harus menganggap guru sebagai partner dalam kelompok. Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan kepala sekolah antara lain :
1.      Bersikap terbuka, tidak memaksakan kehendak, tapi bertindak sebagai fasilitator yang mendorong suasana demokratis dan kekeluargaan
2.      Mendorong guru untuk mau dan mampu mengemukakan pendapatnya dalam memecahkan suatu masalah, dan mendorong supaya guru mau melaksanakan aktifitas dan berkreatifitas
3.      Mengembangkan kebiasaan untuk berdiskusi secara terbuka dan mendengarkan pendapat orang lain
4.      Mendorong para guru dan pegawai untuk mengambil keputusan yang terbaik dan menaati keputusan itu
5.      Berlaku sebagai pengarah, pengatur pembicaraan, perantara, dan pengambil kesimpulan secara redaksional.(Sutomo dkk, 2011)

3.5       Komunikasi Ekstern di SMAN 1 Pecangaan
Komunikasi ekstern merupakan komunikasi sekolah dengan masyarakat dan orang tua siswa baik secara individual maupun lembaga. (Sutomo dkk, 2011). Menurut Mulyasa (2002) komunikasi ekstern merupakan bentuk hubungan sekolah dengan lingkungan eksternal di sekitarnya, untuk mendapatkan masukan dari lingkungannya berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah.
Hubungan sekolah dengan orang tua siswa dapat dijalin melalui berbagai cara yaitu adanya kesamaan tanggung jawab dan adanya kesamaan tujuan. (Sutomo dkk, 2011)
A.  Tujuan hubungan sekolah dengan orang tua siswa :
1.  Saling membantu dan saling isi mengisi, dengan memahami kekurangan dan kelemahan anak, guru, dan orang tua siswa dapat bersama-sama membinanya.
2.  Bantuan uang dan barang, baik secara perorangan maupun melalui lembaga yang disebut BP3
3.  Untuk mencegah perbuatan yang kurang baik
4.  Bersama-sama membuat rencana yang baik untuk sang anak, misalnya mengembangkan bakat olah raga, musik, seni tari, seni lukis dan sebagainya. (Sutomo dkk, 2011)
B.     Cara menjalin hubungan sekolah dengan orang tua
1.    Melalui dewan sekolah (Komite Sekolah). Dewan sekolah adalah suatu lembaga yang perlu dibentuk dalam rangka pelaksanaan MBS. Anggota dewan sekolah terdiri dari kepala sekolah, guru, beberapa tokoh masyarakat serta orang tua siswa yang memiliki potensi dan perhatian terhadap pendidikan. Pada hakikatnya dewan sekolah ini dibentuk untuk membantu menyukseskan kelancaran proses belajar-mengajar di sekolah, baik menyangkut perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian. Dibentuknya dewan sekolah terutama dalam kaitannya dengan masalah relevansi pendidikan yang akan diwujudkan melalui MBS agar apa yang dilaksanakan sekolah sejalan dan selaras dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat
2.    Melalui BP3, BP3 adalah organisasi orang tua siswa yang bertugas dan berfungsi untuk memberikan bantuan penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Bantuan ini terutama dalam kaitannya dengan masalah sarana dan prasarana penunjang kegiatan belajar-mengajar.
3.    Melalui pertemuan penyerahan buku laporan pendidikan
4.    Melalui ceramah ilmiah, yang membahas masalah yang berkaitan dengan peningkatan prestasi siswa.
Hubungan sekolah dengan masyarakat : Sekolah merupakan lembaga sosial yang tidak dapat dipisahkan dengan dari masyarakat lingkungannya, sebaliknya masyarakat pun tidak dapat dipisahkan dengan sekolah. Sekolah merupakan lembaga formal yang diserahi tugas untuk mendidik, melatih serta membimbing generasi muda bagi peranannya di masa depan, sementara masyarakat merupakan pengguna jasa pendidikan. Di SMA Negeri 1 Pecangaan, komunikasi ekstern lebih berperan secara pasif ke masyarakat. Berdasarkan informasi yang penulis dapatkan melalui wawancara, peran pasif ini diartikan bahwa tidak ada kegiatan pasti yang langsung mengarah untuk kebermanfaatan sekitar dari sekolah ke masyarakat, melainkan masyarakat yang harus mengetahui kebutuhannya sendiri terhadap suatu lembaga pendidikan agar berfungsi untuk saling menguntungkan.
A.    Tujuan Hubungan antara sekolah dengan masyarakat
1.    Berdasarkan kepentingan sekolah memelihara kelangsungan hidup sekolah
meningkatkan mutu pendidikan sekolah memperlancar kegiatan belajar mengajar memperoleh bantuan dan dukungan masyarakat
2.    Berdasarkan kepentingan masyarakat memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat memperoleh masukan dari sekolah dalam memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat memperoleh kembali anggota masyarakat yang terampil dan makin meningkat kemampuannya. (Sutomo dkk, 2011)
B.     Bidang kerjasama sekolah dengan masyarakat. Hubungan sekolah dengan masyarakat antara lain lewat bidang pendidikan, kesenian, olah raga dan keterampilan serta pendidikan bagi anak berkelainan.

3.6         Hambatan-Hambatan dalam Kegiatan Komunikasi di Sekolah
Dalam kegiatan manajemen komunikasi di sekolah, terdapat berbagai hambatan yang mungkin bisa terjadi:
1.        Hambatan Organisasional yaitu tingkat hirarkhi, wewenang manajerial dan spesialisasi. Tingkat hirarkhi bila suatu organisasi tumbuh, dan strukturnya berkembang, akan menimbulkan berbagai masalah komunikasi. Karena pesan harus melalui tingkatan (jenjang) tambahan, yang memerlukan waktu yang lebih lama barulah pesan itu sampai. Wewenang Manajerial artinya, kekaburan wewenang bagi setiap tingkatan pada jabatan tertentu akan membuat pesan tidak sampai ke seluruh bagian yang ada dalam organisasi tersebut. Spesialisasi artinya adalah prinsip organisasi, tetapi juga menimbulkan masalah-masalah komunikasi, apalagi mereka yang berbeda keahlian bekerja saling berdekatan. Perbedaan fungsi dan kepentingan dan istilah-istilah dalam pekerjaan mereka masing-masing dapat menghambat, dan membuat kesulitan dalam memahami, sehingga akan timbul salah pengertian dan sebagainya.
2.        Hambatan-hambatan Antar Pribadi Manajer selalu menghadapi bahwa pesan yang disampaikan akan berubah dan menyimpang dari maksud pertama. Manajer haruslah memperhatikan hambatan-hambatan antar pribadi seperti : (a) Persepsi selektif adalah suatu proses yang menyeluruh dengan mana seorang menseleksi, mengorganisasikan, dan mengartikan segala pesan yang ia terima. Persepsi seseorang akan dipengaruhi oleh pengalaman masing-masing. Untuk itu diharapkan seorang manajer memahami sebanyak mungkin tentang kerangka pikir, keinginan, kebutuhan, motif, tujuan dan tingkat kecerdasan seluruh karyawannya, agar komunikasi dalam organisasi yang ia pimpin menjadi efektif. (b) Status Komunikator artinya hambatan utama komunikasi adalah kecenderungan untuk menilai terutama kredibilitas sumber. Kredibilitas didasarkan keahlian seseorang dalam bidang yang ia komunikasikan dan tingkat kepercayaan seseorang bahwa komunikator dapat dipercayai. (c) Keadaan membela diri, perasaan membela diri baik pada pengirim, maupun penerima pesan, menimbulkan hambatan dalam proses komunikasi. (d) Pendengaran lemah, manajer harus belajar untuk mendengar secara efektif agar mampu mengatasi hambatan ini. (e) Ketidaktepatan dalam penggunaan bahasa, salah satu kesalahan terbesar yang terjadi dalam proses komunikasi adalah salah dalam menggunakan bahasa. Sebagai contoh, perintah manajer untuk mengerjakan “secepat mungkin” bisa berarti satu jam, satu hari atau satu minggu. Disamping itu bahasa nonverbal yang tidak konsisten seperti nada suara, ekspresi wajah, dan sebagainya dapat menghambat komunikasi.
Dari berbagai hambatan yang telah dipaparkan, berdasar wawancara bahwa SMA Negeri 1 Pecangaan memiliki satu hambatan yaitu hambatan organisasional.
Lebih jelasnya di sini penulis memaparkan bahwa hambatan organisasional lebih mengarah pada masa jabatan dari kepala sekolah. Dalam SMA Negeri 1 Pecangaan jabatan kepala sekolah yaitu hanya selama dua sampai tiga tahun saja. Menurut Bapak Nor Kholis selaku WAKA Bidang Kesiswaan hal ini menjadi hambatan yang cukup berarti karena setiap kepala sekolah memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda maka berbeda pula dalam proses pencapaian tujuan dalam manajemen sekolah itu. Jika pergantian jabatan kepala sekolah dalam kurun waktu tersebut (2 – 3 tahun) maka itu dirasa singkat untuk berhasil mencapai tujuan dari terselenggaranya manajemen sekolah secara utuh dari setiap kepala sekolah.

3.7       Komunikasi Efektif dalam Manajemen Sekolah
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam upaya tercapainya tujuan dalam manajemen sekolah. Komunikasi memegang peranan penting dalam menunjang kelancaran aktifitas. Tanpa komunikasi maka maksud bersama tidak dapat dipahami dan diterima oleh semua anggota organisasi. Selain itu tanpa komunikasi maka tidak terjadi koordinasi yang menyebabkan tercapainya tujuan organisasi.
Komunikasi merupakan hal yang sangat pokok bagi eksistensi suatu organisasi. Komunikasi sangat penting dalam menangani semua masalah yang muncul dalam setiap organisasi. Komunikasi sangat penting bagi pembuatan putusan. Agar bisa membuat putusan yang rasional diperlukan tersedianya semua keterangan yang mungkin tentang alternatif-alternatif serta konsekuensi-konsekuensinya. Keterangan serupa hanya dapat dibuat melalui komunikasi. Demikian juga kekuatan merancang, mengorganisasi, dan menilai selalu bergantung kepada kualitas komunikasi. (Oteng Sutisna, 1989)
Agar komunikasi menjadi efektif maka komunikasi harus dilakukan dengan proses tiga arah, yaitu :
1.      Komunikasi ke Bawah
Komunikasi kebawah biasanya mengenai soal-soal kebijaksanaan, prosedur, instruksi atau keterangan yang bersifat umum. Komunikasi tersebut dapat melalui tatap muka, telepon, surat edaran, papan pengumuman, maupun alat lain. Praktek yang baik yaitu apabila administrator menyampaikan informasi dan instruksi itu hanya kepada orang-orang yang berada langsung dibawahnya, dan mengijinkan mereka untuk meneruskan informasi dan instruksi itu kepada orang-orang yang langsung dibawah mereka. (Oteng Sutisna, 1989)
2.      Komunikasi ke Atas
Dalam sistem sekolah komunikasi ke atas berjalan dari guru ke kepala sekolah ke kepala kantor pendidikan ke enteri pendidikan. Komunikasi keatas membantu administrator untuk mengetahui apkah pikiran-pikiran yang disalurkan ke bawah dapat diterima, menggalakkan para anggota untuk menyumbangkan ide-ide berharga, dan memugkinkan administrator untuk menghindarkan administrator dari situasi sulit yang mungkin timbul. Selain itu komunikasi ke atas memungkinkan paraanggota untuk dapat lebih menyesuaikan diri dengan tujuan sekolah dan program-programnya. (Oteng Sutisna, 1989)
3.      Komunikasi ke Samping atau Mendatar
Komunikasi mendatar adalah bentuk lain dari komunikasi organisasional. Komunikasi mendatar penting karena memungkinkan penyebaran keterangan dan pikiran di kalangan para anggota staf sendiri dan membantu menjalin mereka menjadi kelompok profesional dan sosial yang terpadu. (Oteng Sutisna, 1989) Komunikasi ini memungkinkan guru-guru untuk dapat berkomunikasi dengan sesama guru, kepala sekolah dengan kepala sekolah lain, pengawas dengan pengawas lain.
Untuk membentuk komunikasi yang efektif dalam manajemen sekolah maka diperlukan komunikasi yang berkualitas. Dan berikut cara untuk meningkatkan kualitas komunikasi antara lain : Menurut Oteng Sutisna (1989) cara untuk mengembangkan proses komunikasi yang baik, administrator perlu memahami orang dan kelompok yang membentuk sebuah organisasi. Tidak ada komunikasi yang efektif kecuali sistem sekolah menggalakkan para anggota organisasi untuk bebas menyatakan perasaan dan pikiran mereka.
Komunikasi dalam sebuah organisasi dibedakan menjadi dua yaitu komunikasi formal dan komunikasi informal. Komunikasi formal adalah komunikasi yang terjalin secara formal antara personil organisasi, sedangkan komunikasi informal yaitu komunikasi yang terjalin karena unsur keterdekatan antara personil organisasi yang biasanya berbentuk pertemanan atau persahabatan. Kedua sistem komunikasi tersebut sangat berpengaruh dalam efektifitas organisasi. Oleh kerena itu kedua sistem komunikasi tersebut harus berjalan dengan baik. Menurut Oteng Sutisna (1989) sistem komunikasi formal hendaknya dirancang dengan pemahaman penuh tentang maksud dan kondisi yang menandai sistem pendidikan, dan hendaknya menggunakan prosedur yang sesuai dengan maksud dan kondisi tersebut. Sedangkan untuk meningkatkan kualitas komunikasi informal, administrator hendaknya melakukan setiap usaha yang mungkin untuk memajukan suasana ramah, rukun, dan kooperatif dalam hubungan-hubungan langsung yang formal di kalangan personil, supaya sistem komunikasi informal cenderung untuk memperkuat, dan bukan merintangi efisiensi organisasi.
BAB IV
PENUTUP

4.1       KESIMPULAN
        Komunikasi ialah proses menyalurkan informasi, ide, penjeleasan, perasaan, pertanyaan dari orang ke orang lain atau dari kelompok ke kelompok. Di SMA Negeri 1 Pecangaan pada khususnya menyatakan bahwa komunikasi merupakan proses interaksi antara orang-orang atau kelompok-kelompok yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang dan kelompok-kelompok di dalam suatu adapun tujuan komunikasi, yaitu :
1.      Menetapkan dan menyebarkan maksud dari pada suatu usaha.
2.      Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan.
3.      Mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya seperti efektif dan efisien.
4.      Memilih, mengembangkan, menilai anggota organisasi.
5.      Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di mana setiap orang mau memberikan kontribusi.
Disamping itu ada pula hambatan-hambatan terhadap komunikasi yang efektif yaitu :
1.      Hambatan Organisasional yaitu tingkat hirarkhi, wewenang manajerial. Hambatan organisasional lebih tepatnya adanya pergantian kepala sekolah yang relatif cepat menjadi hambatan yang dirasakan di SMA Negeri 1 Pecangaan.
2.      Hambatan-hambatan Antar Pribadi
Hambatan antar pribadi lebih dinilai dari sikap dan prilaku masing-masing individu, namun di SMA Negeri 1 Pecangaan ini tidak dirasa menjadi hambatan karena sudah terciptanya rasa saling menghormati antar individu dalam manajemen sekolah.
Sesuai dengan tujuannya bahwa  terjadinya komunikasi mempunyai beberapa fungsi, antara lain : fungsi informasi, fungsi komando akan perintah, fungsi mempengaruhi dan penyaluran, dan fungsi integrasi. Proses komunikasi akan efektif apabila komunikator melakukan peranannya, sehingga terjadinya suatu proses komunikasi yang baik dan sesuai dengan harapan, di mana gagasan-gagasan atau ide dibahas dalam suatu musyawarah antara komunikator dengan komunikan, dan terjadi pemahaman tentang informasi atau segala sesuatu hal menjadi pokok dari pembahasan untuk mengarah pada  kesepakatan dan kesatuan dalam pendapat. Selanjutnya bahwa dalam proses komunikasi terbagi dalam dua macam, yang meliputi komunikasi aktif dan komunikasi pasif.

4.2       Saran-Saran
Berdasarkan pada uraian tersebut, maka penulis menyampaikan saran-saran yang berkaitan dengan proses komunikasi dalam manajemen sekolah di SMA Negeri 1 Pecangaan sebagai berikut:
1.      Komunikator (kepala sekolah, tenaga kependidikan dan tenaga pendidik) hendaknya memiliki kemampuan dalam proses penyampaian informasi, dan menggunakan saluran atau alat bantu komunikasi sesuai dengan kebutuhan, sehingga dapat efektif dan efisien.
2.      Komunikan hendaknya memenuhi keberadaannya sebagai penerima pesan atau informasi.
3.      Dalam proses komunikasi hendaknya terjalin kerjasama yang baik,  sehingga kegiatan komunikasi terjadi aktif tidak pasif, sehingga terjadinya timbal balik dan tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.




DAFTAR PUSTAKA

Drs. Sutomo, M.Pd. dkk. 2011. Manajemen Sekolah. Semarang : UNNES PRESS
http://rin-kuchiki.blogspot.com/2012/06/komunikasi-dalam-manajemen.html Diakses tanggal 4 november 2013, jam 22.10
http://nururrokhim.wordpress.com/2011/11/30/makalah-manajemen-sekolah/ Diakses tanggal 4 november 2013, jam 22.21
http://punyachotyx.blogspot.com/2013/05/komunikasi-dan-tugas-guru-dalam.html Diakses tanggal 5 november 2013, jam 00.01
http://webnyainez.blogspot.com/2007/12/pentingnya-komunikasi-dalam-manajemen.html Diakses tanggal 5 november 2013, jam 00.12
http://sistupaniwk.blogspot.com/2012/09/manajemen-komunikasi-pendidikan.html Diakses tanggal 5 november 2013, jam 00.35



Comments
0 Comments

0 komentar:

Next Prev
▲Top▲