ANALISIS KONDISI DI LAPANGAN TENTANG ETIKA DAN KEPRIBADIAN GURU

| Minggu, 19 Januari 2014
ANALISIS KONDISI DI LAPANGAN TENTANG

ETIKA DAN KEPRIBADIAN GURU




KASUS 1
TRIBUNNEWS.COM, WAINGAPU - Hermanto (31) diciduk aparat Polres Sumba Timur, Sabtu (4/5/2013) sekitar pukul 01.00 dini hari. Hermanto diduga melakukan pelecehan seksual terhadap Melati (16), siswi kelas XI di sekolahnya. Penahanan pria asal Wolowaru, Ende, NTT yang berprofesi sebagai guru Matematika pada salah satu SMA di Waingapu, berdasarkan laporan orangtua korban.
Kepada aparat di RSPK Polres Sumba Timur, Melati (bukan nama sebenarnya), yang didampingi orangtua dan kerabatnya menjelaskan, peristiwa pelecehan bermula ketika ia diminta mengikuti les tambahan di sekolah oleh tersangka. Sebagai seorang murid, Melati tidak menaruh curiga apapun. Namun, sang guru yang sudah memiliki rencana jahat, mulai melancarkan aksi bejatnya pada Melati di ruang laboratorium, Senin (29/4/2013) sore. Saat melakukan aksinya, sang guru menodongkan sebilah pisau kepada Melati. Ini membuat Melati merasa takut dan tidak melawan. Dengan leluasa, Hermanto meraba payudara serta kemaluan Melati.
"Dia suruh datang les sore, untuk bisa meningkatkan kemampuan dan menaikkan nilai matematika. Saya tidak curiga, ternyata kemudian saya dilecehkan," kisah Melati di Mapolres Waingapu. Ayah korban kepada wartawan di RSPK Polres setempat menuturkan, pelecehan seksual oleh oknum terhadap anaknya, baru diketahui Jumat (3/5/2013) malam. Sebab, setelah kejadian, Melati dilarang melaporkan peristiwa tersebut kepada aparat dan orangtuanya. "Kami juga tidak tahu. Untung ada yang beritahu kami. Menurut anak-anak, masalah ini sudah ditangani pihak sekolah diam-diam. Para guru juga melarang anak-anak tidak lapor ke kami, karena sudah diselesaikan kemarin," ungkapnya. Ayah korban menjelaskan, setelah mendapat laporan dari kerabat dan rekan korban, sebagai orangtua mereka menanyakan kebenaran informasi itu kepada anaknya.
Saat itu, sang anak hanya bisa menangis dan menceritakan semua peristiwa yang dialaminya, dan proses penyelesaian yang difasilitasi kepala sekolah. "Kami sebagai orangtua sangat kecewa. Kami kesal dengan sikap yang diambil kepala sekolah. Kenapa mereka mau menutupinya?" ujarnya. "Saya sebagai orangtua justru baru tahu sore tadi. Saya kemudian diceritakan oleh anak saya bahwa dia ditekan kepala sekolah untuk jangan bicarakan kasus ini ke orangtua, atau jangan dilaporkan, karena mencemari nama baik sekolah. Ternyata guru kurang ajar itu ditampung di rumah kepala sekolah. Untung saja polisi cepat tangkap, kalau tidak kami dapat informasi dia mau kabur ke Flores dengan ferry siang nanti," beber ayah korban. Pantauan Pos Kupang (Tribunnews.com Network), Jumat (4/5/2013) dini hari, saat melaporkan kasus tersebut, korban ditemani kerabat dan kedua orangtua.
Usai menerima laporan kasus pelecehan seksual oleh guru terhadap muridnya, di bawah pimpinan Kepala RSPK Polres Waingapu Yulius Retang bersama sekitar 10 anggota yang terdiri dari intel dan buser, menjemput tersangka.Para petugas menggunakan sepeda motor dan satu unit mobil patrol. Tersangka dijemput dari rumah kepala sekolah yang selama ini menjadi tempat tinggalnya di Waingapu.
Ketika tiba di Mapolres, tersangka langsung ditangani pihak berwajib. Kepada petugas, tersangka mengakui perbuatannya. Hermanto juga menjelaskan kasus tersebut sudah diselesaikan secara kekeluargaan, yang difasilitasi kepala sekolah. Tersangka juga telah mengundurkan diri sebagai guru Matematika dari sekolah tersebut. (*)

HASIL ANALISIS KASUS 1
Dari berita diatas kami menganalisis bahwa guru tersebut tidak mengimplementasikan kompetensi kepribadian. Dalam kompetensi kepribadian seharusnya guru itu memiliki aspek yaitu kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan bijaksana, berwibawa, berakhlak mulia, menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, mengevaluasi kinerja sendiri dan mengembangkan diri secara berkelanjutan. Namun dalam berita diatas, guru (Hermanto) tersebut telah melakukan tindak pelecehan seksual kepada seorang siswi (Melati). Hal ini tidak menunjukkan aspek-aspek dari kompetensi kepribadian yang seharusnya. Guru (Hermanto) tersebut tidak mantap, tidak stabil, dan tidak dewasa karena tidak bisa membedakan yang baik dan yang buruk dan juga tidak bisa mengontrol sikap. Guru tersebut juga tidak berakhlak mulia sehingga ia tidak dapat menjadi teladan bagi peserta didiknya dan masyarakat.
Selain itu, guru tersebut tidak melaksanakan tugasnya secara profesional dan tidak menaati kode etik guru. Dalam kasus diatas guru tersebut menggunakan alibi untuk memberikan les kepada siswinya, tetapi guru itu malah tidak melakukan tugasnya memberikan tambahan pelajaran melainkan melakukan pelecehan seksual.


KASUS 2
Bkangkejeren | SNN – Bupati Gayo Lues berang terhadap tenaga pendidik di Kab Gayo Lues Provinsi Aceh,  karena memanfaatkan tenaga  para guru dari Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM-T3) yang saat ini telah berlangsung selama dua tahun dalam dua gelombang di Kab Gayo Lues. Demikian dikatakan Bupati Gayo Lues, H Ibnu Hasim, ketika membuka acara lepas sambut Sarjana Mendidik Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM-3T) dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) angkatan ke – III, Senin (16-09-2013) di Balai Musara Pendopo Bupati Gayo Lues. “Apabila mereka para guru-guru memanfaatkan  guru SM3T sebagai pengganti, artinya sama saja mereka semua kurang ajar, dan peristiwa ini tidak bisa kita biarkan berlanjut,“ ujar Ibnu Hasim.
Hal itu dikuatkan Kepala Dinas Pendidikan Gayo Lues, Wahab Makmur, menanggapi beberapa laporan yang masuk kepadanya tentang menurunnya kehadiran guru tetap yang sudah PNS di daerah terpencil, karena kedatangan guru terpencil dari luar daerah, agar bisa bekerja sama dan meningkatkan dunia pendidikan di Gayo Lues, artinya bukan memanfaatkan tenaga mereka para guru SM3T itu sebagai pengganti di sekolah, “ para guru yang berbuat begitu sudah ada catatannya sama kita,  “ jelas Wahab Makmur. Wahidin Porang, Kabid Dikmen pada Dikbud Gayo Lues, para guru PNS Gayo Lues yang telah berbuat naïf seperti itu, telah di ambil sikap dari Dinas, dalam waktu dekat mereka akan  ditindak sesuai dengan peraturan PNS.
Yeni, salah satu guru terpencil dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) angkatan II membenarkan adanya perlakuan guru yang bermalas-malasan, akibat kedatangan tenaga pengajar gurdacil (Guru Terpencil), “kami memang kecewa, setidaknya dengan kehadiran kami mereka bisa bekerja lebih aktif bersama–sama dalam mengajar anak didik, agar Pendidikan Gayo Lues bisa lebih meningkat dari sebelumnya,“ cetus Mahasiswi UNY itu. (Sudirman/friend)

HASIL ANALISIS KASUS 2
Dari berita diatas, menunjukkan bahwa kompetensi kepribadian guru tetap tersebut kurang baik, terbukti guru tersebut tidak mengembangkan diri secara berkelanjutan dan tidak mengevaluasi kinerjanya. Guru tetap tersebut harusnya memberi pengarahan pada guru SM3T, tidak justru melimpahkan tanggung jawabnya. Guru tersebut juga tidak menunjukkan kompetensi sosial. Dari berita diatas, jelas guru tetap tersebut tidak mampu berkomunikasi dan melakukan interaksi dengan guru SM3T. Ketika dia bisa melakukan interaksi dengan baik maka dia justru akan saling mendukung dan bekerjasama. Guru tersebut juga tidak menunjukkan kompetensi profesionalnya. Ketika dia profesional dia akan melakukan tugas profesinya dengan baik. Guru tersebut juga tidak mengaplikasikan kompetensi paedagogik. Guru yang harusnya merencanakan pembelajaran, mengelola pembelajaran, dan mengevaluasi pembelajran justru malas-malsan dan sering tidak hadir. Bagaimana guru dapat mengevaluasi proses pembelajaran jika dia tidak masuk ke kelas, tidak tatap muka dengan siswanya.  

KASUS 3
Bila anak saya nanti memasuki usia sekolah, terus dia ditempeleng gurunya … oke, saya terima, karena itu tandanya anak saya memang berbuat salah. Kecil kemungkinan kalau guru-nya stress atau gila!. Bila kemudian membekas, memberikan luka lebam, benjol … juga nggak masalah, toh nanti juga sembuh, biarin aja, nggak akan saya bela … karena itu akan menjadi pendidikan yang langsung membekas ke hatinya. Saya nggak akan lebay jijay seperti kebanyakan wali murid saat ini, baru bekas cubitan saja udah lapor polisi. Benjol kena lemparan penghapus papan tulis, teriak HAM. de-del-del. Justru efeknya, si anak jadi cengeng!. Klo menimbulkan cacat permanen gimana mas bro? … nagh, itu berarti pukulan/tamparan dari sang guru berdasarkan emosi … bukan dari hati.
Tapi bila anak saya disuruh melakukan seperti yang ada di dalam foto ini. Meskipun akhirnya berhasil menjalankan perintah si Bapak Guru … tetap akan saya maki-maki gurunya!. Dan bila perlu akan saya laporkan polisi .. karena ini termasuk ekspoloitasi anak. Kalau sampai jatuh terus kakinya patah, maka kaki si Guru juga harus patah!.

Gambar di foto itu sumpahh kurang ajarr! … anak usia SD kelas 5, disuruh memanjat tiang bendera setinggi 15meter untuk memasang tali bendera. Tanpa pengaman sama sekali … jiann kurang aja tu Bapak Guru. Klo emang situ sebagai guru cemen nggak berani memanjat (harusnya memberi contoh memanjat), ya sudah nggak usah repot-repot masang tali bendera!. Ini kisah nyata, murid saya yang sudah lulus dan duduk di kelas 2 SMP di daerah Dolopo. Dia disuruh gurunya untuk mengganti lampu diatas gerbang pintu masuk.  Alhasil … dia jatuh, lalu gegar otak dan meninggal!. Okelahh, usia SMP mungkin ada yang memaklumi, kan dia sudah besar, wajar dong disuruh gurunya, tapi tetap tidak bagi saya!. SMP sebesar itu (favorit lhoo, statusnya negeri pula) … apa guru laki-lakinya banci semua, lagi pula ada 2 tukang kebun yang seharusnya itu pekerjaanya!.
Saya cuma bisa mengelus dada, ketika orang tua murid tersebut tidak menyeret pihak sekolah ke meja hijau. Sebagai wali murid kita harus waspada dengan guru yang ingin memanfaatkan tenaga anak kita untuk ke”manis”an muka si Guru.­ Contoh foto diatas, klo sampai bendera tidak berkibar di tiang utama … yang malu jelas Guru yang menjadi panitia. Alhamdulillah dalam foto diatas, akhirnya si anak memilih turun, enggak berani, sambil diomeli guru nya “Woo cah lanang kok ra wani menek!”

HASIL ANALISIS KASUS 3
Dari berita diatas kami menganalisis bahwa guru tersebut tidak mengimplementasikan kompetensi kepribadian. Dalam kompetensi kepribadian seharusnya guru itu memiliki aspek yaitu kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan bijaksana, berwibawa, berakhlak mulia, menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, mengevaluasi kinerja sendiri dan mengembangkan diri secara berkelanjutan. Namun dalam berita diatas, guru tersebut justru melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan yaitu menyuruh anak didiknya apalagi dia masih berusia dibawah umur (kelas 5 SD) untuk memanjat tiang bendera setinggi 15 meter hanya untuk memasang tali bendera. Bukankan tugas tersebut harusnya dilakukan oleh pak kebun atau orang yang sekiranya pantas melakukan hal tersebut. Guru tersebut benar-benar tidak mempunyai kepribadian yang baik, karena siguru juga tidak berfikir akibatnya jika anak tersebut jatuh dan kakinya patah, siapa yang akan bertanggung jawab  Dari hal tersebut terlihat bahwa sang guru  tidak menunjukkan aspek-aspek dari kompetensi kepribadian yang seharusnya. Guru tersebut tidak bisa mencontohkan hal yang baik yang kiranya pantas dilakukan anak didiknya yang duduk dibangku kelas 5 SD, sehingga ia tidak dapat menjadi teladan bagi peserta didiknya.

KESIMPULAN
Jabatan guru merupakan jabatan profesional, dan sebagai jabatan profesional, pemegangnya harus memenuhi kualifikasi tertentu. Kriteria jabatan profesional antara lain bahwa jabatan itu melibatkan kegiatan intelektual, mempunyai batang tubuh ilmu yang khusus, memerlukan persiapan lama untuk memangkunya, memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan, merupakan karier hidup dan keanggotaan yang permanen, menentukan baku perilakunya, mementingkan layanan, mempunyai organisasi profesional, dan mempunyai kode etik yang di taati oleh anggotanya. Berikut ini ada 10 penyakit yang harus dihandari oleh seorang guru:
1.       TIPUS : Tidak punya selera
Ketika lonceng tanda masuk telah berbunyi, guru yang mempunyai gejala tipus, masih berpura-pura mempersiapkan diri mencari buku-buku persiapan mengajar. Setelah itu mencari teman sejawat yang juga masuk kelas bersamaan pada jam tersebut untuk diajak ngobrol terlebih dahulu. Hal tersebut terjadi karena guru tidak mempunyai persiapan yang matang sebelum masuk kelas.

2.       MUAL: Mutu amat lemah
Tanda-tanda mual ini dapat dari kepemilikan sumber bacaan dan sumber informasi yang dimiliki guru, bahan referensi pembelajaran sudah ketinggalan jaman, dan banyak guru yang alergi dengan bahasa inggris. Padahal Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional tidak bisa dielakkan.

3.       KUDIS : Kurang disipilin
Pemanfaatan waktu yang kurang efektif saat berinteraksi dengan peserta didik, tak jarang KUDIS ini menyebabkan kegiatan pembelajaran selesai sebelum lonceng keluar dibunyikan.

4.       ASMA : Asal masuk kelas
Banyak yang beranggapan bahwa kalau guru masuk kelas tidak membawa buku adalah guru yang hebat, padahal setiap kegiatan pembelajaran siswa selalu mengalami perkembangan sesuai kemajuan informasi dan teknologi, dan guru tidak menyadari bahwa informasi yang diperoleh peserta didik sudah melebihi pengetahunan dan keterampilan yang dimiliki guru.

5.       TBC : Tak bisa computer
Penyakit ini dapat dilihat pada pelaksanaan Uji Kompetensi Guru, dari kemampuan menjinakkan mouse di depan komputer, membuka internet, dan mengaskes materi pembelajaran.

6.       KUSTA : Kurang strategi
Strategi pembelajaran merupakan hasil yang sangat penting dalam belajar. Secara umum guru kurang menguasai strategi belajar sehingga banyak siswa yang keluar-masuk saat dia mengajar adalah salah satu ciri penderita kusta.

7.       KRAM : Kurang terampil
Keterampilan seorang guru dalam mengelola kelas, belumlah cukup untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Kemampuan individual guru dalam penguasaan materi, penggunaan alat-alat laboratorium dan evaluasi yang tepat adalah faktor utama dalam pembelajaran.

8.       ASAM URAT: Asal sampai materi kurang akurat
Penyakit asam urat terjadi bila saluran pembulut darah mengalami gangguan, demikian juga guru yang merupakan yang saluran informasi kepada siswa mengalami gangguan, apa yang terjadi? Guru tidak memiliki motivasi, tanggungjawab moral atau sosial sehingga pembelajaran hanya berupa informasi sekilas untuk mencapai target kurikulum.

9.       LESU : Lemah sumber
Bila sebuah rangkaian listrik mengalami lemah sumber arus tak akan dapat menghidupkan bola lampu yang jauh diatas gunung atau tak akan dapat mengihupkan motor listrik, akan mengakibatkan kerusakan pada system. Demikan halnya dalam belajar jika sumber lemah akan mengakibatkan perbedaan penafsiran, atau tidak bermanfaat sama sekali bagi peserta didik.

10.    DIARE : Dikelas anak-anak diremehkan
Mari para guru kita hindari penyakit-penyakit di atas. Dipastikan kesebelas penyakit di atas bisa menular dan sangat berbahaya bagi masa depan pendidikan di negeri kita, untuk itu waspadalah jangan sampai salah satu dari sebelas penyakit itu ada pada kita, dan jika memang sudah ada segera obati datangai dokter spesialis penyakit guru, perbanyak belajar, baca buku-buku bermutu, tingkatkan disiplin, sebelum masuk kelas lakukan persiapan sematang mungkin, pilih strategi dan metode yang cocok dengan materi ajar yang akan disampaikan, sekali-kali pergunakan media pembelajaran multimedia berbasis  untuk membuktikan bahwa kita sebagai guru tidaklah gaptek dan memiliki keterampilan yang memadai. Dan dengan demikian materi yang kita sampaikan akan tepat sasaran karena diawali dengan penggunaan metode dan strategi yang tepat, libatkan anak untuk menyelesaikan masalah dan untuk menemukan materi yang diajarkan, jangan remehkan kemampuan anak, bahkan mungkin penemuan anak secara langsung akan materi ajar yg sedang dipelajari jauh akan membekas dalam ingatan daripada materi yang dijejali oleh guru.


Bagaimanapun juga kualitas pendidikan di Indonesia harus mampu bersaing di dunia internasional. Sikap dan perilaku profesional seorang pendidik akan mampu membawa dunia pendidikan lebih berkualitas. Dengan demikian diharapkan mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional Indonesia yaitu membentuk manusia Indonesia seutuhnya.
Comments
0 Comments

0 komentar:

Next Prev
▲Top▲