MAKALAH
PSIKOLOGI
PENDIDIKAN
(MOTIVASI BELAJAR)
(MOTIVASI BELAJAR)
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Masalah
Perkembangan
jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini
menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan
kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan
pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
tersebut adalah pendidikan.
Pendidikan
adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia melalui
kegiatan pengajaran. UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003,
menyatakan, bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Salah
satu faktor dari dalam diri yang menentukan berhasil tidaknya dalam proses
belajar mengajar adalah motivasi belajar. Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan
keseluruhan daya penggerak di dalam diri yang menimbulkan kegiatan belajar,yang
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar. Motivasi belajar adalah merupakan
faktor psikis yang bersifat non intelektual. Seseorang yang mempunyai
intelegensi yang cukup tinggi, bisa gagal karena kurang adanya motivasi dalam
belajarnya.
Motivasi
mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar baik bagi guru maupun
siswa. Bagi guru mengetahui motivasi belajar dari siswa sangat diperlukan guna
memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar
dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan
perbuatan belajar. Siswa melakukan aktivitas belajar dengan senang karena
didorong motivasi.
Sedangkan
faktor dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi belajar adalah faktor
metode pembelajaran. Selain siswa, unsur terpenting yang ada dalam kegiatan
pembelajaran adalah guru. Guru sebagai pengajar yang memberikan ilmu
pengetahuan sekaligus pendidik yang mengajarkan nilai-nilai, akhlak, moral
maupun sosial dan untuk menjalankan peran tersebut seorang guru dituntut untuk
memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas yang nantinya akan diajarkan kepada
siswa. Seorang guru dalam menyampaikan materi perlu memilih metode mana yang sesuai
dengan keadaan kelas atau siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti
pelajaran yang diajarkan. Dengan variasi metode dapat meningkatkan kegiatan
belajar siswa.
2. Rumusan Masalah
1. Apa motivasi belajar itu?
2. Apakah pentingnya motivasi dalam kegiatan
pembelajaran?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi motivasi belajar?
4. Jelaskan tentang teori-teori motivasi?
5. Bagaimana strategi motivasi belajar?
3. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian motivasi.
2. Menjelaskan pentingnya motivasi dalam belajar.
3. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi.
4. Membandingkan teori-teori motivasi.
5. Menjelaskan cara-cara mengembangkan motivasi
berprestasi.
6. Menjelaskan cara-cara meningkatkan motivasi.
BAB II
PEMBAHASAN
1)
Pengertian Motivasi Belajar
Perkataan motivasi adalah
berasal daripada perkataan Bahasa Inggris - motivation.
Perkataan asalnya ialah "motive"
yang juga telah dipinjam oleh Bahasa Melayu / Bahasa Malaysia kepada motif,
yakni bermaksud tujuan. Di dalam surat kabar, kerap pemberita menulis ayat "motif
pembunuhan". Perkataan motif di sini boleh kita pahami sebagai sebab atau
tujuan yang mendorong sesuatu pembunuhan itu dilakukan. Motivasi dapat
diartikan sebagai sebab, tujuan atau pendorong, maka tujuan seseorang itulah
sebenarnya yang menjadi penggerak utama baginya berusaha keras mencapai atau
mendapat apa juga yang diinginkannya.
Motif seringkali
diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan
gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Jadi motif tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia
untuk bertingkah- laku, dan di dalam perbuatanya itu mempunyai tujuan tertentu.
Setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia selalu di mulai dengan motivasi
(niat). Pengertian motivasi menurut para ahli :
Wexley & Yukl (dalam
As’ad, 1987) mengemukakan bahwa motivasi adalah pemberian atau penimbulan
motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif.
Mitchell (dalam Winardi,
2002) mengemukakan bahwa motivasi mewakili proses- proses psikologikal, yang
menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan-
kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu.
Gray (dalam Winardi,
2002) mengemukakan bahwa motivasi merupakan sejumlah proses, yang bersifat
internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya
sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan
tertentu.
Morgan (dalam Soemanto,
1987) mengemukakan bahwa motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus
merupakan aspek- aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah: keadaan yang
mendorong tingkah laku ( motivating states ), tingkah laku yang di dorong oleh
keadaan tersebut ( motivated behavior ), dan tujuan dari pada tingkah laku
tersebut ( goals or ends of such behavior ).
McDonald (dalam Soemanto,
1987) mendefinisikan motivasi sebagai perubahan tenaga di dalam diri seseorang
yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi mencapai tujuan.
Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena kebutuhan dan
keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini
berbeda karena setiap anggota suatu organisasi adalah unik secara biologis
maupun psikologis, dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula
(Suprihanto dkk, 2003).
Soemanto (1987) secara
umum mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh
dorongan efektif dan reaksi- reaksi pencapaian tujuan. Karena kelakuan manusia
itu selalu bertujuan, kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang
memberi kekuatan bagi tingkahlaku mencapai tujuan,telah terjadi di dalam diri
seseorang.
Dari uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa motivasi adalah merupakan sejumlah proses-proses
psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya
persistensi kegiatan- kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan
tertentu, baik yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu,
yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi.
Pengertian belajar
menurut Morgan, mengatakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif
menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau
pengalaman (Wisnubrata, 1983:3). Sedangkan menurut Moh. Surya (1981:32),
belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa
diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah
perubahan dari diri seseorang.
Dari uraian yang tersebut
di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian motivasi belajar adalah keseluruhan
daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar siswa (dengan menciptakan
serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu) yang menjamin
kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
2)
Pentingnya Motivasi dalam Belajar.
Motivasi adalah hal yang
penting, bahkan tanpa kesepakatan tertentu mengenai definisi konsep tersebut.
Walaupun motivasi merupakan prasyarat penting dalam belajar, namun agar
aktivitas belajar itu terjadi pada diri anak, ada faktor lain seperti kemampuan
dan kualitas pembelajaran yang harus diperhatikan pula. Motivasi belajar
penting bagi siswa dan guru.
A. Bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah
sebagai berikut.
Ø Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan
hasil akhir.contohnya ada seorang siswa yang kurang behasil menangkap isi
bacaan maka ia terdorong untuk membacanya lagi.
Ø Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar
dibandingkan dengan teman sebayanya. Contoh jika terbukti usaha belajar siswa
belum memadai, maka ia akan berusaha setekun temannya yang belajar dan
berhasil.
Ø Mengarahkan kegiatan belajar. contohnya setelah
siswa sadar/ mengetahui bahwa dirinya belum belajar secara serius maka ia akan
mengubah perilaku belajarnya lebih serius.
Ø Meningkatkan semangat belajar.
Ø Menyadarkan
tentang adanya perjalanan belajar kemudian bekerja.
B. Bagi guru pentingnya motivasi belajar adalah sebagai
berikut.
Ø Membangkitkan, meningkatkan dan memelihara semangat
siswa untuk belajar sampai berhasil.
Ø Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa
dikelas sehingga guru dapat menggunakan bermacam-macam srategi dalam mengajar.
Ø Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu
diantara bermacam-macam peran seperti sebagai penasehat, fasilitator,
instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberian hadiah, atau pendidik.
3) Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Motivasi Belajar.
Dimyati & Mudjiono
(2009) mengatakan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa antara
lain adalah cita-cita atau aspirasi siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa,
kondisi lingkungan siswa, unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran,
serta upaya guru dalam membelajarkan siswa.
Makmun
(2004) mendefinisikan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi antara lain
adalah usia, jenis kelamin, kondisi fisik, kemampuan, dan suasana lingkungan.
Usia yang berbeda akan menimbulkan motivasi yang berbeda, misalnya motivasi
orang dewasa akan berbeda dengan motivasi anak-anak.
Hamzah
(2006) mengatakan pada umumnya terdapat bebarapa indikator atau unsur yang
mendukung motivasi belajar antara lain adanya hasrat dan keinginan berhasil,
adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa
depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam
belajar, dan adanya lingkungan belajar yang kondusif.
Suryabrata
(2004), ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain: a)
Faktor Eksternal - Faktor dari luar individu yang terbagi menjadi dua: faktor
sosial meliputi faktor manusia lain baik hadir secara langsung atau tidak
langsung dan faktor non sosial meliputi keadaan udara, suhu udara, cuaca,
waktu, tempat belajar, dan lain-lain. b) Faktor Internal - Faktor dari dalam
diri individu yang terbagi menjadi dua: faktor fisiologis meliputi keadaan
jasmani dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis dan faktor psikologis meliputi
minat, kecerdasan, dan persepsi.
Menurut
Sardiman (2010), ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam
kegiatan belajar di sekolah, antara lain:
1) Memberi angka, yang merupakan simbol dari kegiatan
belajar, banyak siswa yang belajar hanya untuk mendapatkan angka/nilai yang
baik. Biasanya siswa yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai dalam
raport.
2) Hadiah, hadiah juga dapat digunakan sebagai
motivasi, tetapi tidak selalu demikian. Karena hadiah untuk pekerjaan mungkin
tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat dalam
pekerjaan tersebut.
3) Saingan/kompetisi, persaingan dapat juga digunakan
sebagai motivasi, baik persaingan individual atau persaingan kelompok dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
4) Keterlibatan diri, keterlibatan diri ini menumbuhkan
kesadaran pada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai
tantangan sehingga kerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai
salah satu bentuk motivasi yang sangat penting.
5) Memberi ulangan, para siswa akan giat belajar
apabila mengetahui akan adanya ulangan
6) Mengetahui hasil, dengan mengetahui hasil apalagi
terjadi kemajuan akan mendorong siswa untuk giat belajar.
7) Pujian, sebagai hadiah yang positif yang sekaligus
memberikan motivasi yang baik
8) Hukuman, sebagai hadiah yang negatif tetapi kalau
diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.
9) Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan,
ada maksud untuk belajar
10) Minat, motivasi muncul karena adanya kebutuhan,
begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan motivasi yang pokok,
proses belajar itu akan berjalan lancar apabila disertai dengan minat.
11) Tujuan yang diakui, rumusan tujuan yang diakui dan
diterima baik oleh siswa akan merupakan alat motivasi yang sangat penting.
Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna
dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.
4)
Teori-Teori Motivasi.
Motivasi merupakan satu
penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu
tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk
menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi
adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai
motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam
kehidupan..
Motivasi dapat berupa
motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi yang bersifat intrinsik adalah manakala
sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat seorang termotivasi, orang tersebut
mendapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut bukan karena rangsangan
lain seperti status ataupun uang atau bisa juga dikatakan seorang melakukan
hobi-nya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah manakala elemen elemen diluar
pekerjaan yang melekat di pekerjaan tersebut menjadi faktor utama yang membuat
seorang termotivasi seperti status ataupun kompensasi.
Banyak teori motivasi yang dikemukakan oleh para
ahli yang dimaksudkan untuk memberikan uraian yang menuju pada apa sebenarnya
manusia dan manusia akan dapat menjadi seperti apa. Landy dan Becker membuat
pengelompokan pendekatan teori motivasi ini menjadi 5 kategori yaitu teori
kebutuhan, teori penguatan, teori keadilan, teori harapan, teori penetapan
sasaran.
1)
Teori Motivasi Abraham Maslow
(1943-1970)
Mengemukakan bahwa pada
dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5
tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan
terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan
Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang
lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi.
Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum
kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.
·
Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa
haus, dan sebagainya)
·
Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan
terlindung, jauh dari bahaya)
·
Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa
memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki)
·
Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi,
berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan)
·
Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan
kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian,
keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan
diri dan menyadari potensinya)
Bila makanan dan rasa
aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan
seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan.
Orang hanya akan mempunyai waktu dan energi untuk menekuni minat estetika dan
intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya
seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya
masih harus bersusah payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman.
2)
Teori Motivasi Herzberg (1966)
Menurut Herzberg ada
dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan
menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktor higiene
(faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene
memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya
adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya
(faktor ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk
berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement,
pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dan sebagainya (faktor intrinsik).
3)
Teori Motivsi Douglas Mc Gregor
Mengemukakan dua
pandangan manusia yaitu teori X (negatif) dan teori y (positif), Menurut teori
x empat pengandaian yangg dipegang manajer:
·
karyawan secara inheren tertanam dalam
dirinya tidak menyukai kerja.
·
karyawan tidak menyukai kerja mereka
harus diawasi atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
·
Karyawan akan menghindari tanggung
jawab.
·
Kebanyakan karyawan menaruh keamanan
diatas semua factor yang dikaitkan dengan kerja.
Kontras dengan pandangan negatif ini mengenai
kodrat manusia ada empat teori Y :
·
karyawan dapat memandang kerjasama
dengan sewajarnya seperti istirahat dan bermain.
·
Orang akan menjalankan pengarahan diri
dan pengawasan diri jika mereka komit pada sasaran.
·
Rata rata orang akan menerima tanggung
jawab.
·
Kemampuan untuk mengambil keputusan
inovatif.
4)
Teori Motivasi Vroom (1964)
Teori dari Vroom tentang
cognitive theory of motivation
menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia
tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia
inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh
tiga komponen, yaitu:
·
Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada
suatu tugas
·
Instrumentalis, yaitu penilaian tentang
apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan
tugas untuk mendapatkan outcome tertentu).
·
Valensi, yaitu respon terhadap outcome
seperti perasaan posistif, netral, atau negatif.Motivasi tinggi jika usaha
menghasilkan sesuatu yang melebihi harapanMotivasi rendah jika usahanya
menghasilkan kurang dari yang diharapkan
5)
Teori achievement Mc Clelland (1961),
yang dikemukakan oleh
Mc Clelland, menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan
manusia, yaitu:
·
Need for achievement (kebutuhan akan
prestasi)
·
Need for afiliation (kebutuhan akan
hubungan sosial / hampir sama dengan Social
need-nya Maslow)
·
Need for Power (dorongan untuk mengatur)
6)
Clayton Alderfer ERG
Alderfer mengetengahkan
teori motivasi ERG yang didasarkan pada kebutuhan manusia akan keberadaan (exsistence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth). Teori ini sedikit berbeda
dengan teori maslow. Disini Alfeder mengemukakan bahwa jika kebutuhan yang
lebih tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi maka manusia akan kembali pada
gerak yang fleksibel dari pemenuhan kebutuhan dari waktu ke waktu dan dari
situasi ke situasi.
5)
Strategi dalam Motivasi Belajar.
Menurut Catharina Tri
Anni (2006:186-187) ada beberapa strategi motivasi belajar antara lain sebagai
berikut:
a) Membangkitkan
minat belajar : Pengaitan pembelajaran dengan minat siswa adalah sangat penting
dan karena itu tunjukkanlah bahwa pengatahuan yang dipelajari itu sangat
bermanfaat bagi mereka. Cara lain yang dapat dilakukan adalah memberikan
pilihan kepada siswa tentang materi pembelajaran yang akan dipelajari dan
cara-cara mempelajarinya.
b) Mendorong
rasa ingin tahu : Guru yang terampil akan mampu menggunakan cara untuk
membangkitkan dan memelilhara rasa ingin tahu siswa didalam kegiatan
pemmbelajaran. Metode pembelajaran studi kasus, diskoveri, inkuiri, diskusi,
curah pendapat, dan sejenisnya merupakan beberapa metode yang dapat digunakan
untuk membangkitkan hasrat ingin tahu siswa.
c) Menggunakan
variasi metode penyajian yang menarik : Motivasi untuk belajar sesuatu dapat
ditingkatkan melalui penggunaan materi pembelajaran yang menarik dan juga
penggunaan variasi metode penyajian.
d) Membantu
siswa dalam merumuskan tujuan belajar : Prinsip yang mendasar dari motivasi
adalah anak akan belajar keras untuk mencapai tujuan apabila tujuan itu
dirumuskan atau ditetapkan oleh dirinya sendiri dan bukan dirumuskan atau
ditetapkan oleh orang lain.
BAB III
PENUTUP
Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses
belajar mengajar antara seorang guru dan siswa nya dan motivasi belajar setiap
orang bisa jadi tidak sama. Kita harus mengetahui arti motivasi itu sendiri,
agar kita dapat memahami arti dari motivasi itu sendiri dan dapat melaksanakan
nya dalam kehidpan kita. Jenis motivasi seperti apa yang kita butuhkan untuk
membangkitkan agar kita termotivasi. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar dapat berasal dari dalam diri antara lain motivasi belajar,
sedangkan faktor dari luar diri yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
diantaranya adalah faktor metode pembelajaran dan faktor lingkungan. Bila
faktor lingkungan dalam keadaan baik maka akan berdampak baik pula terhadap
diri kita dan sebaliknya jika lingkungan sekitar tidak baik maka akan
berpengaruh negatif dan upaya apa yang akan kita lakukan untuk menghadapi
situasi seperti itu. Jika semua dapat teratasi maka kita siap untuk meraih
cita-cita yang diharapkan.
Daftar Pustaka
http://putrapelitajaya.blogspot.com/2012/12/makalah-pengantar-psikologi-belajar-dan.html
diakses tgl 26-10-2013 jam 14.00
diakses tgl 26-10-2013 jam 14.00
http://belajarpsikologi.com/pengertian-motivasi-belajar/
diakses tgl 26-10-2013 jam 16.27
diakses tgl 26-10-2013 jam 16.27