LAPORAN PENELITIAN
KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN SEKOLAH
DI SMA NEGERI 1 PECANGAAN - JEPARA
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas limpahan rahmat dan kasih‐Nya, atas anugerah hidup dan kesehatan yang telah
penulis terima, serta petunjuk‐Nya sehingga memberikan kemampuan dan kemudahan bagi
penulis dalam penyusunan laporan observasi ini yang berjudul “Komunikasi dalam Manajemen Sekolah di SMA
Negeri 1 Pecangaan, Jepara” yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Sekolah. Tak lupa shalawat berserta salam juga semoga terkembang
kepada junjunan nabi besar Muhammad SAW.
Laporan hasil observasi ini dapat terwujud
berkat kerja sama dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan
ini perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Sugeng dan Bapak Basuki selaku dosen
pembimbing matakuliah Manajemen Sekolah.
2. SMA Negeri 1 Pecangaan yang telah memberikan ijin
untuk melaksanakan observasi Manajemen Sekolah.
3. Bapak Nor Kholis S,Pd. selaku WAKA Bidang Kesiswaan yang
telah membantu selama pelaksanaan observasi.
4. Serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan
satu persatu.
Sungguhpun tinggi keinginan penulis untuk selalu
menyuguhkan yang terbaik. Namun karena penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
laporan hasil observasi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan tanggapan, masukan, kritik serta saran dari pembaca demi
kesempurnaan laporan hasil observasi yang penulis susun. Semoga laporan hasil
observasi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Semarang, 5 November 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasisan, pengarahan dan pengawasan dengan memberdayakan anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan (Handoko, 2003: 8). Manajemen sering juga
didefinisikan sebagai seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang
lain. Para manajer mencapai tujuan organisasi dengan cara mengatur orang lain
untuk melaksanakan tugas apa saja yang mungkin diperlukan untuk mencapai tujuan
tersebut (Stoner, 1996 : 7).
Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena
tanpa manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih
sulit. Ada tiga alasan utama mengapa manajemen itu dibutuhkan. Pertama : Untuk
mencapai tujuan. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan suatu organisasi
dan pribadi; kedua : Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan,
sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan dari pihak yang berkepentingan dalam
organisasi, seperti pemilik dan karyawan, maupun kreditur, pelanggan, konsumen,
supplier, serikat kerja, assosiasi perdagangan, masyarakat dan pemerintah.
Ketiga : Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Suatu kerja organisasi dapat
diukur dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu cara yang umum adalah
efisiensi dan efektivitas.
Manusia sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi
dengan individu maupun kelompok lain disekitarnya. Salah satu syarat interaksi
adalah adanya komunikasi. Dengan komunikasi maka antara satu individu
dengan individu atau kelompok lain akan mengetahui maksud yang hendak
disampaikan, kemudian akan mendapatkan reaksi. Dengan demikian maka tidak dapat
dipungkiri bahwa peran lomunikasi menjadi sengat penting dalam kehidupan
manusia. Hal ini terwujud misal pada organisasi atau institusi yang terbentuk
dalam masyarakat melalui komunikasi.
Dalam dunia pendidikan peran komunikasi menjadi
sangat penting. Tanpa adanya komunikasi maka sistem pendidikan dalam sebuah
negara tidak akan berjalan dengan baik sehingga akan merusak sistem yang lain.
Komunikasi di dunia pendidikan terjadi dalam setiap posisi yang diduduki
seseorang dari mulai tingkat kementrian pendidikan hingga pengajar dan
staf-stafnya dalam sekolah. Bahkan kalau kita lihat kebelakang munculnya
perilaku pendidikan terjadi dengan adanya komunikasi.
Institusi pendidikan atau dalam hak ini sekolah juga
memerlukan komunikasi dalam manajemennya. Komunikasi tersebut bisa bersifat intern
maupun ekstern. Kedua komunikasi tersebut sangat menentukan kelancaran,
kemudahan dan kenyamanan dalam melaksanakan tugas masing-masing komponen
sekolah.
1.2
Rumusan Masalah
Dari latar
belakang di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa
pengertian komunikasi?
2. Apa
tujuan dan unsur komunikasi?
3. Apa
saja fungsi-fungsi komunikasi?
4. Bagaimana
komunikasi intern di SMAN 1 Pecangaan?
5. Bagaimana
komunikasi ekstern di SMAN 1 Pecangaan?
6. Hambatan
apa saja dalam pelaksanaan kegiatan komunikasi?
7. Bagaimana
komunikasi dapat dilakukan secara efektif dalam sekolah?
1.3
Tujuan
Tujuan dari dilakukannya
penelitian (observasi) ini adalah :
1. Mengetahui
pengertian dari komunikasi.
2. Mengetahui
tujuan dan unsur-unsur komunikasi.
3. Mengetahui
kinerja serta fungsi dari berjalannya komunikasi intern dam ekstern dalam
manajemen sekolah di SMAN 1 Pecangaan.
4. Mengetahui
hambatan-hambatan dalam pelaksanaan komunikasi di sekolah.
5. Mengetahui
metode yang dapat dilakukan untuk menjalakankan komunikasi secara efektif dalam
tujuan menjalankan manajemen sekolah di SMAN 1 Pecangaan.
BAB II
METODE
2.1
Metode Penelitian :
Salah
satu hal yang paling penting dalam penelitian adalah data penelitian, karena
melalui data berbagai macam tujuan penelitian dapat dicapai, baik dalam hal
menjawab pertanyaan, maupun pengujian hipotesis (Silalahi, 2006: 257). Dalam
penelitian, kita tidak bisa hanya mengandalkan pengetahuan rasional semata,
karena seringkali apa yang terlihat atau terdengar tiap harinya berbeda dengan
kenyataan di lapangan. Oleh karena itu penting sekali untuk mencari dan
menemukan fakta sebagai pengetahuan empiris, melalui pengumpulan data. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut:
A. Wawancara
Wawancara merupakan
metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dilakukan secara
sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian (Lerbin,1992 dalam Hadi,
2007). Tanya jawab ‘sepihak’ berarti bahwa pengumpul data yang aktif bertanya,
sementara pihak yang ditanya aktif memberikan jawaban atau tanggapan. Dari
definisi itu, kita juga dapat mengetahui bahwa tanya jawab dilakukan secara
sistematis, telah terencana, dan mengacu pada tujuan penelitian yang dilakukan.
Metode wawancara ini dilaksanakan
dengan melakukan tanya jawab langsung dengan narasumber yang terkait yaitu Guru
dan siswa serta anggota sekolah lainnya.
Pada penelitian,
wawancara dapat berfungsi sebagai metode primer, pelengkap atau sebagai
kriterium (Hadi, 1992). Sebagai metode primer, data yang diperoleh dari
wawancara merupakan data yang utama guna menjawab pemasalahan penelitian.
Sebagai metode pelengkap, wawancara berfungsi sebagai sebagai pelengkap metode
lainnya yang digunakan untuk mengumpulkan data pada suatu penelitian. Sebagai
kriterium, wawancara digunakan untuk menguji kebenaran dan kemantapan data yang
diperoleh dengan metode lain. Itu dilakukan, misalnya, untuk memeriksa apakah
para kolektor data memang telah memperoleh data dengan angket kepada subjek
suatu penelitian, untuk itu dilakukan wawancara dengan sejumlah sampel subjek
tertentu.
B.
Observasi
Melalui
observasi peneliti dapat memperoleh pandangan-pandangan mengenai apa sebenarnya
kegiatan komunikasi yang dilakukan di dalam sekolah, melihat langsung
keterkaitan komunikasi diantara komponen-komponen dalam manajemen sekolah.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Pengertian Komunikasi.
D.B. Curtis, 1992 komunikasi adalah kemampuan
mengirimkan pesan dengan jelas, manusiawi, efisien dan menerima pesan secara
akurat.
Wibowo mengatakan bahwa komunkasi merupakan
aktifitas menyampaikan apa yang ada dipikiran, konsep yang kita miliki dan
keinginan yang ingin kita sampaikan pada orang lain. Atau sebagai seni
mempengaruhi orang lain untuk memperoleh apa yang kita inginkan.
Komunikasi adalah proses menyalurkan informasi, ide,
penjelasan, perasaan, pertanyaan dari orang ke orang atau dari kelompok ke
kelompok. Komunikasi adalah proses interaksi antara orang-orang atau
kelompok-kelompok yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku
orang-orang dan kelompok-kelompok dalam suatu organisasi. (Oteng Sutisna, 1989)
Komunikasi dapat diartikan sebagai usaha untuk menyampaikan maksud tertentu kepada orang lain sehingga orang tersebut dapat memahami maksud yang disampaikan. Komunikasi dapat juga diartikan sebagai suatu proses penyampaian makna (meaning) dari pengirim kepada penerima, dengan menggunakan media tertentu. (Fandy Tjiptono & Anastasia Diana, 2001)
Komunikasi dapat diartikan sebagai usaha untuk menyampaikan maksud tertentu kepada orang lain sehingga orang tersebut dapat memahami maksud yang disampaikan. Komunikasi dapat juga diartikan sebagai suatu proses penyampaian makna (meaning) dari pengirim kepada penerima, dengan menggunakan media tertentu. (Fandy Tjiptono & Anastasia Diana, 2001)
Dari uraian tersebut, bahwa komunikasi merupakan
usaha yang dilakukan oleh seseorang dengan tidak terlepas dari kemampuan yang
dimilikinya untuk berkomunikasi terhadap orang lain di dalam menyampaikan
tujuan yang diinginkan. Dengan demikian bahwa komunikasi dalam setiap bentuknya
adalah suatu proses yang hendak mempengaruhi sikap dan perbuatan orang-orang
yang menjadi lawan bicara atau lawan untuk berkomunikasi.
3.2
Tujuan dan Unsur-Unsur Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu yang sangat pokok dalam setiap hubungan manusia,
begitu pula dalam suatu organisasi terjadinya komunikasi tentunya ada tujuan
yang ingin dicapai. Ada beberapa tujuan komunikasi sebagai berikut :
a.
Menentapkan dan
menyebarkan maksud dari pada suatu usaha.
b.
Mengembangkan
rencana-rencana untuk mencapai tujuan.
c.
Mengorganisasikan
sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya seperti efektif dan efisien.
d.
Memilih,
mengembangkan, menilai anggota organisasi.
e.
Memimpin,
mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di mana setiap orang
mau memberikan kontribusi.
Selanjutnya dalam proses komunikasi tentunya memerlukan
unsur-unsur komunikasi, yaitu :
a.
Harus ada suatu
sumber, yaitu seorang komunikator yang mempunyai sejumlah kebutuhan, ide atau
informasi untuk diberikan.
b.
Harus ada suatu
maksud yang hendak dicapai, yang umumnya bisa dinyatakan dalam kata-kata perbuatan
yang oleh komunikasi diharapkan akan dicapai.
c.
Suatu berita
dalam suatu bentuk diperlukan untuk menyatakan fakta, perasaan, atau ide yang dimaksud
untuk membangkitkan respon dipihak orang-orang kepada siapa berita itu ditujukan.
d.
Harus ada suatu
saluran yang menghubungkan sumber berita dengan penerima berita.
e.
Harus ada
penerima berita. Akhirnya harus ada umpan balik atau respon dipihak penerima
berita. Umpan balik memungkinkan sumber berita untuk mengetahui apakah berita
itu telah diterima dan dinterprestasikan dengan betul atau tidak.
Berdasarkan unsur-unsur tersebut, jelaslah bahwa
dalam kegiatan komunikasi itu di dalamnya terdapat unsur-unsur yang ada dalam
komunikasi, baik itu unsur sumber yang merupakan sebagai komunikator yang
memiliki informasi atau berita yang akan disampaikan terhadap penerima
informasi dengan melalui atau menggunakan saluran atau media komunikasi, antar
unsur yang satu dengan yang lainnya jelas sekali adanya suatu keterkaitan, dan
apabila salah satu unsur itu tidak ada kemungkinan proses komunikasi akan
mengalami hambatan.
3.3
Fungsi-Fungsi Komunikasi
Sesuai dengan tujuan dari komunikasi, maka dalam
suatu organisasi komunikasi mempunyai beberapa fungsi komunikasi diantaranya
adalah :
1.
Fungsi informasi
2.
Fungsi komando
akan perintah
3.
Fungsi
mempengaruhi dan penyaluran
4.
Fungsi integrasi
Dari fungsi komunikasi tersebut, bahwa fungsi
informasi, dengan melalui komunikasi maka apa yang ingin disampaikan oleh
narasumber atau pemimpin kepada bawahannya dapat diberikan dalam bentuk lisan
ataupun tertulis. Melalui lisan manajer atau pemimpin dengan bawahan dapat
berdialog langsung dalam menyampaikan gagasan dan ide.
Fungsi komando akan perintah tentunya berkaitan
dengan kekuasaan, di mana kekuasaan orang adalah hak untuk memberi perintah
kepada bawahan di mana para bawahan tunduk dan taat dan disiplin dalam
menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Suatu perintah akan berisikan
aba-aba untuk pelaksanaan kerja yang harus dipahami dan dimengerti serta yang
dijalankan oleh bawahan. Dengan perintah terjadi hubungan atasan dan bawahan
sebagai yang diberikan tugas.
Dalam fungsi pengaruh berarti memasukan unsur-unsur
yang meyakinkan dari pada atasan baik bersifat motivasi maupun bimbingan,
sehingga bawahan merasa berkewajiban harus menjalankan pekerjaan atau tugas
yang harus dilaksanakannya. Dan dalam mempengaruhi bahwa komunikator harus
luwes untuk melihat situasi dan kondisi di mana bawahan akan diberikan tugas
dan tanggung jawab, sehingga tidak merasa bahwa sebenarnya apa yang dilakukan
bawahannya itu merupakan beban, ia akan merasakan tugas dan tanggung jawab.
Pada fungsi integrasi bahwa organisasi sebagai suatu
sistem harus berintegrasi dalam satu total kesatuan yang saling berkaitan dan
semua urusan satu sama lain tak dapat dipisahkan, oleh karena itu orang-orang
yang berada dalam suatu organisasi atau kelompok merupakan suatu kesatuan
sistem, di mana seseorang itu akan saling berhubungan dan saling memberikan
pengaruh kepada satu sama lain dalam rangka terciptanya suatu proses komunikasi
untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.
3.4
Komunikasi Intern di SMAN 1 Pecangaan
Komunikasi intern adalah komunikasi yang terjalin
antara komponen sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, guru, staf tata usaha,
dan siswa. Tujuan dari komunikasi intern adalah agar setiap personil sekolah
dapat bekerja dengan tenang dan menyenangkan serta terdorong untuk berprestasi
dengan baik dan mengerjakan tugas dengan penuh kesadaran. Manfaat yang dapat
dirasakan dari komunikasi intern adalah akan memberikan kemudahan dan
keringanan dalam melaksanakan serta memecahkan persoalan sekolah. Sehingga
semua personil sekolah dapat menyamakan langkah alam mencapai tujuan secara
efektif dan efisien. (Sutomo dkk, 2011).
Dalam komunikasi intern di SMA Negeri 1 Pecangaan
berdasarkan wawancara dan pengamatan yang penulis lakukan dapat diketahui bahwa
komunikasi intern telah berjalan dengan baik. Dalam komunikasi intern hendaknya
dapat diikat dengan ikatan profesional yakni “tata krama” dan sesuai dengan
kode etik. Kepala sekolah hendaknya menggunakan prinsip demokrasi dan harus
menganggap guru sebagai partner dalam kelompok. Prinsip-prinsip yang harus
diperhatikan kepala sekolah antara lain :
1.
Bersikap
terbuka, tidak memaksakan kehendak, tapi bertindak sebagai fasilitator yang
mendorong suasana demokratis dan kekeluargaan
2.
Mendorong guru
untuk mau dan mampu mengemukakan pendapatnya dalam memecahkan suatu masalah,
dan mendorong supaya guru mau melaksanakan aktifitas dan berkreatifitas
3.
Mengembangkan
kebiasaan untuk berdiskusi secara terbuka dan mendengarkan pendapat orang lain
4.
Mendorong para
guru dan pegawai untuk mengambil keputusan yang terbaik dan menaati keputusan
itu
5.
Berlaku sebagai
pengarah, pengatur pembicaraan, perantara, dan pengambil kesimpulan secara
redaksional.(Sutomo dkk, 2011)
3.5
Komunikasi Ekstern di SMAN 1 Pecangaan
Komunikasi
ekstern merupakan komunikasi sekolah dengan masyarakat dan orang tua siswa baik
secara individual maupun lembaga. (Sutomo dkk, 2011). Menurut Mulyasa (2002)
komunikasi ekstern merupakan bentuk hubungan sekolah dengan lingkungan
eksternal di sekitarnya, untuk mendapatkan masukan dari lingkungannya berkaitan
dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah.
Hubungan sekolah
dengan orang tua siswa dapat dijalin melalui berbagai cara yaitu adanya
kesamaan tanggung jawab dan adanya kesamaan tujuan. (Sutomo dkk, 2011)
A. Tujuan hubungan sekolah dengan orang tua siswa :
1. Saling membantu dan saling isi mengisi, dengan
memahami kekurangan dan kelemahan anak, guru, dan orang tua siswa dapat
bersama-sama membinanya.
2. Bantuan uang dan barang, baik secara perorangan
maupun melalui lembaga yang disebut BP3
3. Untuk mencegah perbuatan yang kurang baik
4. Bersama-sama membuat rencana yang baik untuk sang
anak, misalnya mengembangkan bakat olah raga, musik, seni tari, seni lukis dan
sebagainya. (Sutomo dkk, 2011)
B.
Cara menjalin
hubungan sekolah dengan orang tua
1.
Melalui dewan
sekolah (Komite Sekolah). Dewan sekolah adalah suatu lembaga yang perlu
dibentuk dalam rangka pelaksanaan MBS. Anggota dewan sekolah terdiri dari
kepala sekolah, guru, beberapa tokoh masyarakat serta orang tua siswa yang
memiliki potensi dan perhatian terhadap pendidikan. Pada hakikatnya dewan
sekolah ini dibentuk untuk membantu menyukseskan kelancaran proses
belajar-mengajar di sekolah, baik menyangkut perencanaan, pelaksanaan, maupun
penilaian. Dibentuknya dewan sekolah terutama dalam kaitannya dengan masalah
relevansi pendidikan yang akan diwujudkan melalui MBS agar apa yang
dilaksanakan sekolah sejalan dan selaras dengan kebutuhan dan perkembangan
masyarakat
2.
Melalui BP3, BP3
adalah organisasi orang tua siswa yang bertugas dan berfungsi untuk memberikan
bantuan penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Bantuan ini terutama dalam
kaitannya dengan masalah sarana dan prasarana penunjang kegiatan
belajar-mengajar.
3.
Melalui
pertemuan penyerahan buku laporan pendidikan
4.
Melalui ceramah
ilmiah, yang membahas masalah yang berkaitan dengan peningkatan prestasi siswa.
Hubungan sekolah dengan masyarakat : Sekolah
merupakan lembaga sosial yang tidak dapat dipisahkan dengan dari masyarakat
lingkungannya, sebaliknya masyarakat pun tidak dapat dipisahkan dengan sekolah.
Sekolah merupakan lembaga formal yang diserahi tugas untuk mendidik, melatih
serta membimbing generasi muda bagi peranannya di masa depan, sementara
masyarakat merupakan pengguna jasa pendidikan. Di SMA Negeri 1 Pecangaan,
komunikasi ekstern lebih berperan secara pasif ke masyarakat. Berdasarkan
informasi yang penulis dapatkan melalui wawancara, peran pasif ini diartikan
bahwa tidak ada kegiatan pasti yang langsung mengarah untuk kebermanfaatan sekitar
dari sekolah ke masyarakat, melainkan masyarakat yang harus mengetahui
kebutuhannya sendiri terhadap suatu lembaga pendidikan agar berfungsi untuk
saling menguntungkan.
A.
Tujuan Hubungan
antara sekolah dengan masyarakat
1.
Berdasarkan
kepentingan sekolah memelihara kelangsungan hidup sekolah
meningkatkan mutu pendidikan sekolah memperlancar kegiatan belajar mengajar memperoleh bantuan dan dukungan masyarakat
meningkatkan mutu pendidikan sekolah memperlancar kegiatan belajar mengajar memperoleh bantuan dan dukungan masyarakat
2.
Berdasarkan
kepentingan masyarakat memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat memperoleh
masukan dari sekolah dalam memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat menjamin
relevansi program sekolah dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat memperoleh
kembali anggota masyarakat yang terampil dan makin meningkat kemampuannya. (Sutomo
dkk, 2011)
B.
Bidang kerjasama
sekolah dengan masyarakat. Hubungan sekolah dengan masyarakat antara lain lewat
bidang pendidikan, kesenian, olah raga dan keterampilan serta pendidikan bagi
anak berkelainan.
3.6
Hambatan-Hambatan dalam Kegiatan Komunikasi di
Sekolah
Dalam kegiatan
manajemen komunikasi di sekolah, terdapat berbagai hambatan yang mungkin bisa
terjadi:
1.
Hambatan
Organisasional yaitu tingkat hirarkhi, wewenang manajerial dan spesialisasi.
Tingkat hirarkhi bila suatu organisasi tumbuh, dan strukturnya berkembang, akan
menimbulkan berbagai masalah komunikasi. Karena pesan harus melalui tingkatan
(jenjang) tambahan, yang memerlukan waktu yang lebih lama barulah pesan itu
sampai. Wewenang Manajerial artinya, kekaburan wewenang bagi setiap tingkatan
pada jabatan tertentu akan membuat pesan tidak sampai ke seluruh bagian yang
ada dalam organisasi tersebut. Spesialisasi artinya adalah prinsip organisasi,
tetapi juga menimbulkan masalah-masalah komunikasi, apalagi mereka yang berbeda
keahlian bekerja saling berdekatan. Perbedaan fungsi dan kepentingan dan
istilah-istilah dalam pekerjaan mereka masing-masing dapat menghambat, dan
membuat kesulitan dalam memahami, sehingga akan timbul salah pengertian dan
sebagainya.
2.
Hambatan-hambatan
Antar Pribadi Manajer selalu menghadapi bahwa pesan yang disampaikan akan
berubah dan menyimpang dari maksud pertama. Manajer haruslah memperhatikan
hambatan-hambatan antar pribadi seperti : (a) Persepsi selektif adalah suatu
proses yang menyeluruh dengan mana seorang menseleksi, mengorganisasikan, dan
mengartikan segala pesan yang ia terima. Persepsi seseorang akan dipengaruhi
oleh pengalaman masing-masing. Untuk itu diharapkan seorang manajer memahami
sebanyak mungkin tentang kerangka pikir, keinginan, kebutuhan, motif, tujuan
dan tingkat kecerdasan seluruh karyawannya, agar komunikasi dalam organisasi
yang ia pimpin menjadi efektif. (b) Status Komunikator artinya hambatan utama
komunikasi adalah kecenderungan untuk menilai terutama kredibilitas sumber.
Kredibilitas didasarkan keahlian seseorang dalam bidang yang ia komunikasikan
dan tingkat kepercayaan seseorang bahwa komunikator dapat dipercayai. (c)
Keadaan membela diri, perasaan membela diri baik pada pengirim, maupun penerima
pesan, menimbulkan hambatan dalam proses komunikasi. (d) Pendengaran lemah, manajer
harus belajar untuk mendengar secara efektif agar mampu mengatasi hambatan ini.
(e) Ketidaktepatan dalam penggunaan bahasa, salah satu kesalahan terbesar yang
terjadi dalam proses komunikasi adalah salah dalam menggunakan bahasa. Sebagai
contoh, perintah manajer untuk mengerjakan “secepat mungkin” bisa berarti satu
jam, satu hari atau satu minggu. Disamping itu bahasa nonverbal yang tidak
konsisten seperti nada suara, ekspresi wajah, dan sebagainya dapat menghambat
komunikasi.
Dari berbagai hambatan yang telah dipaparkan,
berdasar wawancara bahwa SMA Negeri 1 Pecangaan memiliki satu hambatan yaitu
hambatan organisasional.
Lebih
jelasnya di sini penulis memaparkan bahwa hambatan organisasional lebih
mengarah pada masa jabatan dari kepala sekolah. Dalam SMA Negeri 1 Pecangaan
jabatan kepala sekolah yaitu hanya selama dua sampai tiga tahun saja. Menurut
Bapak Nor Kholis selaku WAKA Bidang Kesiswaan hal ini menjadi hambatan yang
cukup berarti karena setiap kepala sekolah memiliki gaya kepemimpinan yang
berbeda maka berbeda pula dalam proses pencapaian tujuan dalam manajemen
sekolah itu. Jika pergantian jabatan kepala sekolah dalam kurun waktu tersebut
(2 – 3 tahun) maka itu dirasa singkat untuk berhasil mencapai tujuan dari
terselenggaranya manajemen sekolah secara utuh dari setiap kepala sekolah.
3.7
Komunikasi Efektif dalam Manajemen Sekolah
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam
upaya tercapainya tujuan dalam manajemen sekolah. Komunikasi memegang peranan
penting dalam menunjang kelancaran aktifitas. Tanpa komunikasi maka maksud
bersama tidak dapat dipahami dan diterima oleh semua anggota organisasi. Selain
itu tanpa komunikasi maka tidak terjadi koordinasi yang menyebabkan tercapainya
tujuan organisasi.
Komunikasi merupakan hal yang sangat pokok bagi
eksistensi suatu organisasi. Komunikasi sangat penting dalam menangani
semua masalah yang muncul dalam setiap organisasi. Komunikasi sangat penting
bagi pembuatan putusan. Agar bisa membuat putusan yang rasional diperlukan
tersedianya semua keterangan yang mungkin tentang alternatif-alternatif serta
konsekuensi-konsekuensinya. Keterangan serupa hanya dapat dibuat melalui
komunikasi. Demikian juga kekuatan merancang, mengorganisasi, dan menilai
selalu bergantung kepada kualitas komunikasi. (Oteng Sutisna, 1989)
Agar komunikasi menjadi efektif maka komunikasi
harus dilakukan dengan proses tiga arah, yaitu :
1.
Komunikasi ke
Bawah
Komunikasi kebawah biasanya
mengenai soal-soal kebijaksanaan, prosedur, instruksi atau keterangan yang
bersifat umum. Komunikasi tersebut dapat melalui tatap muka, telepon, surat
edaran, papan pengumuman, maupun alat lain. Praktek yang baik yaitu apabila
administrator menyampaikan informasi dan instruksi itu hanya kepada orang-orang
yang berada langsung dibawahnya, dan mengijinkan mereka untuk meneruskan
informasi dan instruksi itu kepada orang-orang yang langsung dibawah mereka.
(Oteng Sutisna, 1989)
2.
Komunikasi ke
Atas
Dalam sistem sekolah komunikasi ke
atas berjalan dari guru ke kepala sekolah ke kepala kantor pendidikan ke enteri
pendidikan. Komunikasi keatas membantu administrator untuk mengetahui apkah
pikiran-pikiran yang disalurkan ke bawah dapat diterima, menggalakkan para
anggota untuk menyumbangkan ide-ide berharga, dan memugkinkan administrator
untuk menghindarkan administrator dari situasi sulit yang mungkin timbul.
Selain itu komunikasi ke atas memungkinkan paraanggota untuk dapat lebih
menyesuaikan diri dengan tujuan sekolah dan program-programnya. (Oteng Sutisna,
1989)
3.
Komunikasi ke
Samping atau Mendatar
Komunikasi mendatar adalah bentuk
lain dari komunikasi organisasional. Komunikasi mendatar penting karena
memungkinkan penyebaran keterangan dan pikiran di kalangan para anggota staf
sendiri dan membantu menjalin mereka menjadi kelompok profesional dan sosial
yang terpadu. (Oteng Sutisna, 1989) Komunikasi ini memungkinkan guru-guru untuk
dapat berkomunikasi dengan sesama guru, kepala sekolah dengan kepala sekolah
lain, pengawas dengan pengawas lain.
Untuk membentuk komunikasi yang efektif dalam
manajemen sekolah maka diperlukan komunikasi yang berkualitas. Dan berikut cara
untuk meningkatkan kualitas komunikasi antara lain : Menurut Oteng Sutisna
(1989) cara untuk mengembangkan proses komunikasi yang baik, administrator
perlu memahami orang dan kelompok yang membentuk sebuah organisasi. Tidak ada
komunikasi yang efektif kecuali sistem sekolah menggalakkan para anggota
organisasi untuk bebas menyatakan perasaan dan pikiran mereka.
Komunikasi dalam sebuah organisasi dibedakan menjadi
dua yaitu komunikasi formal dan komunikasi informal. Komunikasi formal adalah
komunikasi yang terjalin secara formal antara personil organisasi, sedangkan
komunikasi informal yaitu komunikasi yang terjalin karena unsur keterdekatan
antara personil organisasi yang biasanya berbentuk pertemanan atau
persahabatan. Kedua sistem komunikasi tersebut sangat berpengaruh dalam
efektifitas organisasi. Oleh kerena itu kedua sistem komunikasi tersebut harus
berjalan dengan baik. Menurut Oteng Sutisna (1989) sistem komunikasi formal
hendaknya dirancang dengan pemahaman penuh tentang maksud dan kondisi yang
menandai sistem pendidikan, dan hendaknya menggunakan prosedur yang sesuai
dengan maksud dan kondisi tersebut. Sedangkan untuk meningkatkan kualitas
komunikasi informal, administrator hendaknya melakukan setiap usaha yang
mungkin untuk memajukan suasana ramah, rukun, dan kooperatif dalam
hubungan-hubungan langsung yang formal di kalangan personil, supaya sistem
komunikasi informal cenderung untuk memperkuat, dan bukan merintangi efisiensi
organisasi.
BAB IV
PENUTUP
4.1
KESIMPULAN
Komunikasi
ialah proses menyalurkan informasi, ide, penjeleasan, perasaan, pertanyaan dari
orang ke orang lain atau dari kelompok ke kelompok. Di SMA Negeri 1 Pecangaan
pada khususnya menyatakan bahwa komunikasi merupakan proses interaksi antara
orang-orang atau kelompok-kelompok yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan
perilaku orang-orang dan kelompok-kelompok di dalam suatu adapun tujuan
komunikasi, yaitu :
1.
Menetapkan dan
menyebarkan maksud dari pada suatu usaha.
2.
Mengembangkan
rencana-rencana untuk mencapai tujuan.
3.
Mengorganisasikan
sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya seperti efektif dan efisien.
4.
Memilih,
mengembangkan, menilai anggota organisasi.
5.
Memimpin,
mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di mana setiap orang
mau memberikan kontribusi.
Disamping itu ada pula hambatan-hambatan
terhadap komunikasi yang efektif yaitu :
1.
Hambatan
Organisasional yaitu tingkat hirarkhi, wewenang manajerial. Hambatan
organisasional lebih tepatnya adanya pergantian kepala sekolah yang relatif
cepat menjadi hambatan yang dirasakan di SMA Negeri 1 Pecangaan.
2.
Hambatan-hambatan
Antar Pribadi
Hambatan antar pribadi
lebih dinilai dari sikap dan prilaku masing-masing individu, namun di SMA
Negeri 1 Pecangaan ini tidak dirasa menjadi hambatan karena sudah terciptanya
rasa saling menghormati antar individu dalam manajemen sekolah.
Sesuai dengan tujuannya bahwa terjadinya
komunikasi mempunyai beberapa fungsi, antara lain : fungsi informasi, fungsi
komando akan perintah, fungsi mempengaruhi dan penyaluran, dan fungsi integrasi.
Proses komunikasi akan efektif apabila komunikator melakukan peranannya, sehingga
terjadinya suatu proses komunikasi yang baik dan sesuai dengan harapan, di mana
gagasan-gagasan atau ide dibahas dalam suatu musyawarah antara komunikator
dengan komunikan, dan terjadi pemahaman tentang informasi atau segala sesuatu
hal menjadi pokok dari pembahasan untuk mengarah pada kesepakatan
dan kesatuan dalam pendapat. Selanjutnya bahwa dalam proses komunikasi terbagi
dalam dua macam, yang meliputi komunikasi aktif dan komunikasi pasif.
4.2
Saran-Saran
Berdasarkan pada uraian tersebut, maka penulis
menyampaikan saran-saran yang berkaitan dengan proses komunikasi dalam
manajemen sekolah di SMA Negeri 1 Pecangaan sebagai berikut:
1.
Komunikator (kepala
sekolah, tenaga kependidikan dan tenaga pendidik) hendaknya memiliki kemampuan
dalam proses penyampaian informasi, dan menggunakan saluran atau alat bantu
komunikasi sesuai dengan kebutuhan, sehingga dapat efektif dan efisien.
2.
Komunikan
hendaknya memenuhi keberadaannya sebagai penerima pesan atau informasi.
3.
Dalam proses
komunikasi hendaknya terjalin kerjasama yang baik, sehingga kegiatan
komunikasi terjadi aktif tidak pasif, sehingga terjadinya timbal balik dan
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Sutomo, M.Pd. dkk. 2011. Manajemen Sekolah. Semarang :
UNNES PRESS
http://rin-kuchiki.blogspot.com/2012/06/komunikasi-dalam-manajemen.html
Diakses tanggal 4 november 2013, jam 22.10
http://nururrokhim.wordpress.com/2011/11/30/makalah-manajemen-sekolah/
Diakses tanggal 4 november 2013, jam 22.21
http://punyachotyx.blogspot.com/2013/05/komunikasi-dan-tugas-guru-dalam.html
Diakses tanggal 5 november 2013, jam 00.01
http://webnyainez.blogspot.com/2007/12/pentingnya-komunikasi-dalam-manajemen.html
Diakses tanggal 5 november 2013, jam 00.12
http://sistupaniwk.blogspot.com/2012/09/manajemen-komunikasi-pendidikan.html
Diakses tanggal 5 november 2013, jam 00.35