Newest Post

Kaidah Penulisan Daftar Pustaka dari Internet

| Senin, 23 Desember 2013
Baca selengkapnya »
Membuat Daftar Pustaka dari Internet

Jika yang kita kutip sebagai bahan acuan tulisan akademis atau resmi itu berasal dari buku, bentuk baku penulisan daftar pustaka-nya sudah umum dan banyak yang tahu. Tetapi ketika kita mengutip dari bahan yang kita temukan di internet, maka harus diakui, banyak yang masih bingung bagaimana cara membuat daftar pustaka dari internet itu.

Secara umum, sebenarnya tata penulisan daftar pustaka dari internet sama saja dengan aturan penulisan daftar pustaka yang bersumber dari buku cetak. Memang ada perbedaan format penulisan. Namun, sebenarnya inti informasi yang perlu dicantumkan sama. Yang jelas berbeda adalah harus dituliskan tanggal waktu akses informasi tersebut. Mengapa? Karena teks dalam tulisan di internet bisa dengan mudah diubah alias diedit pemiliknya atau orang lain. Contoh yang paling jelas adalah informasi yang kita baca di wikipedia. Siapapun boleh mengedit informasi di situ.Membuat Daftar Pustaka dari Internet

Mengapa Daftar Pustaka harus ditulis dengan benar?
Memudahkan pembaca untuk menelusuri dari mana pemahaman yang kita tuliskan itu berakar. Dengan menuliskan sumber dengan benar, pembaca akan mudah merunutnya.
Menjaga reputasi. Kalau di kaskus ada slogan ‘no pics= hoax’. Maka dalam tulisan akademis kiranya berlaku juga ‘no reference= hoax’. Dengan memberikan bahan rujukan yang valid, penulis menjaga reputasinya bahwa dia tidak sekedar nulis ngalor-ngidul tanpa dasar.
Menghargai karya orang lain. Memang sekedar copy-paste tanpa rephrasing itu enak, cepat, tapi tidak halal. Bukan cuman urusan Tuhan loh soal halal tidaknya tulisan ini. Bahkan Google pun bisa dengan mudah melakukan banning terhadap blog yang tulisannya terlalu banyak hasil copy-paste mentah-mentahan. Apalagi jika tulisan anda itu bersifat akademis. Tentu akan lebih santun jika sumbernya dituliskan dengan benar.
Menghindari masalah lisensi/copyright. Saat ini ide, gagasan, dalam apa pun itu bentuknya, bisa menadatangkan masalah jika digunakan tanpa ijin. Jadi dari pada nanti sampai dituntut atau gelar anda dicopot gara-gara sumber yang ditulis ngawur, ayo, belajar menuliskan daftar pustaka dengan benar, tak terkecuali jika sumbernya dari internet.

Penulisan Daftar Pustaka dari internet yang benar

Unsur – unsur yang dicantumkan dalam penulisan daftar pustaka dengan sumber informasi di internet adalah:
Nama penulis yang diawali dengan penulisan nama keluarga
Judul tulisan diletakkan diantara tanda kutip
Jika karya tulis keseluruhan (jika ada) dengan huruf miring
Data publikasi berisi protocol dan alamat, path, tanggal pesan, atau waktu akses dilakukan. Aturannya adalah sebagai berikut:

Bila Karya Perorangan
Cara Penulisannya ialah: 
Pengarang/Penyunting. (Tahun). Judul (edisi), [jenis medium]. Tersedia: alamat di internet. [tanggal diakses]. 
Contoh: 
Thompson, A. (1998). The Adult and the Curriculum. [Online]. Tersedia: http:/ / www.ed.uiuc.edu./EPS/PES-Yearbook/998/thompson. Html [30 maret 2000].

Bila bagian dari karya kolektif 
Cara Penulisannya ialah: 
Pengarang/Penyunting. (Tahun). Dalam Sumber (edisi), [Jenis media]. Penerbit. Tersedia: alamat di internet. [tanggal akses]. 
Contoh: 
Daniel, R.T. (1995). The History of Western Music. In Britanica Online: Macropedia [Online]. Tersedia: http: / / www.eb.com: 180/cgibin/ g:DocF=macro/ 5004/45/0.html [28 maret 2000].

Bila Artikel dalam Jurnal
Cara Penulisannya ialah: 
Pengarang. (Tahun). Judul. Nama Jurnal [Jenis media], volume (terbitan), halaman. Tersedia: alamat di internet. [tanggal diakses]. 
Contoh: 
Supriadi, D. (1999). Restructuring the Schoolbook Provision system in Indonesia: Some  Recent Initiatives. Dalam Educational Policy Analysis Archives [Online], vol 7 (7), 12 halaman. Tersedia: http:/ / epaa.asu.edu / epaa/v7n7.html [17 maret 2001].

Bila Artikel dalam Majalah 
Cara Penulisannya ialah: 
Pengarang. (Tahun, tanggal, bulan). Judul. Nama Majalah [Jenis media], volume jumlah. Tersedia: alamat di internet. [tanggal diakses].
Contoh: 
Goodstein, C. (1991, 5 September). Healers from the Theep. American Health [CD-ROM],  60-64. Tersedia: 1994 SIRS/SIRS 1992 Life Science/ Article 08A [13 Juni 1995].

Bila Artikel di Surat kabar 
Cara Penulisannya ialah: 
Pengarang. (Tahun, tanggal, bulan). Judul. Nama Surat kabar [Jenis media], Jumlah halaman. 
Tersedia: alamat di internet. [tanggal diakses]. 
Contoh: 
Cipto, B. (2000, 27 April). Akibat Perombakan Kabinet Berulang. Fondasi Reformasi Bisa  Runtuh. Pikiran Rakyat [Online], halaman 8. Tersedia: http: // www.[Pikiranrakyat.com. [9 Maret 2000].

Bila pesan dari E-mail 
Cara Penulisannya ialah: 
Pengirim (Alamat e-mail pengirim). (Tahun, tanggal, bulan). Judul Pesan. E-mail kepada penerima [Alamat e-mail penerima] 
Contoh: 
Musthafa, Suriansyah (julak@yahoo.co.id). (2000, 25 April). Bab V Laporan Penelitian.  E-mail kepada Dedi Supriadi (Supriadi@indo.net.id)
Tips menulis daftar pustaka dari internet

Ok, itu tadi caranya, tapi sebelumnya, ada beberapa tips supaya penulisan sumber dari internet yang sudah benar tadi tadi percuma karena beberapa kekeliruan kecil seperti berikut ini:

upayakan mengambil informasi dari jurnal karya ilmiah online dengan TDL “.ac.id”, “.go.id”, dan “.edu”. ac.id (academi in indonesia), edu (education)
usahakan tidak mengambil sumber dari blog, kecuali memang terpaksa, atau anda merasa pasti penulisnya memang kompeten.
hindari rujukan pada wikipedia, bukannya tidak bagus, tapi karena sifatnya yang sangat ‘open’ itu, keabsahannya sering dipertanyakan. Coba lihat bagian link sumber yang biasanya berada di bagian bawah halaman di wikipedia untuk setiap artikelnya.
Jika artikel tersebut dibuat tanpa nama maka, authornya dibuat “anonim”. Hati-hati dengan situs yang diterbitkan pada sebuah blog. Biasanya pada blog akan tertulis tanggal tulisan tersebut diposting dan siapa yang memposting tulisan tersebut, namun yang tertulis bukan author dengan nama resmi tetapi hanya username pada akun blognya. Jika hal ini ditemukan, maka authornya dibuat “anonim”.
Contoh penulisan daftar pustaka dari internet

Contohnya sebagai berikut:

Mariana, D & Paskarina, C. 2005., Peningkatan alokasi APBD – Membiayai Sektor Pendidikan. http://www.pikiran-rakyat.com. Diakses pada tanggal 10 Nopember 2010.

Millah, S., Meringankan Beban Pendidikan Rakyat Miskin, Mereka Tak Cuma Butuh Bantuan SPP. www.Google.co.id. Diakses pada tanggal 10 Nopember 2010.

Suharsaputra, U., 2007., Quality of Education. http://nalarekonomi.blogspot.com. Diakses pada tanggal 10 Nopember 2010.

Hasibuan, Rusli. “Menanam Jengkol di Bukit Kapur.” http://www.duniatani.or.id/riset/rusli/palawija_jengkol.html (diakses tanggal 12 Juni 2003)

Johnson-Eilola, Jordan. “Little Machine: rearticulating Hypertext Users.” FTP deadalis.com/pug cccc95/Johnson-eilola (diakses tanggal 10 Februari 1996)

Rahman, Afif. “Proposal Buku Sekolah Murah Meriah.” afif-r23@dodols.com (diakses tanggal 22 September 2009)

Sumber: http://dee-belajar.blogspot.com/2013/05/membuat-daftar-pustaka-dari-internet.html

Kaidah Penulisan Daftar Pustaka dari Internet

Posted by : Unknown
Date :Senin, 23 Desember 2013
With 0komentar

Fungsi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional dan Bahasa Negara

|
Baca selengkapnya »
Fungsi Bahasa Indonesia 
Sebagai Bahasa Nasional dan Bahasa Negara



SEBAGAI BAHASA NASIONAL
Tanggal 28 Oktober 1928, pada hari “Sumpah Pemuda” lebih tepatnya, Dinyatakan Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional memilki fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Bahasa Indonesia sebagai Identitas Nasional.
Kedudukan pertama dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dibuktikan dengan digunakan nya bahasa indonesia dalam bulir-bilir Sumpah Pemuda. Yang bunyinya sebagai berikut :
“Kami poetera dan poeteri Indonesia mengakoe bertoempah darah satoe, Tanah Air Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia mengakoe berbangsa satoe,
Bangsa Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia
mendjoendjoeng bahasa persatoean, Bahasa Indonesia.”
2. Bahasa Indonesia sebagai Kebanggaan Bangsa.
Kedudukan kedua dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dibuktikan dengan masih digunakannya Bahasa Indonesia sampai sekarang ini. Berbeda dengan negara-negara lain yang terjajah, mereka harus belajar dan menggunakan bahasa negara persemakmurannya. Contohnya saja India, Malaysia, dll yang harus bisa menggunakan Bahasa Inggris.
3. Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi.
Kedudukan ketiga dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dibuktikan dengan digunakannya Bahasa Indonesia dalam berbagai macam media komunikasi. Misalnya saja Buku, Koran, Acara pertelevisian, Siaran Radio, Website, dll. Karena Indonesia adalah negara yang memiliki beragam bahasa dan budaya, maka harus ada bahasa pemersatu diantara semua itu. Hal ini juga berkaitan dengan Kedudukan keempat dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional sebagai Alat pemersatu Bangsa yang berbeda Suku, Agama, ras, adat istiadat dan Budaya.
4. Bahasa Indonesia sebagai Alat pemersatu Bangsa yang berbeda Suku, Agama, ras, adat istiadatdan Budaya.


SEBAGAI BAHASA NEGARA
Pada tanggal 25-28 Februari 1975, Hasil perumusan seminar polotik bahasa Nasional yang diselenggarakan di jakarta. Dikemukakan Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara adalah :
1. Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan.
Kedudukan pertama dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah proklamasi kemerdekaan RI 1945. Mulai saat itu dipakailah bahasa Indonesia dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk lisan maupun tulis.
2. Bahasa Indonesia sebagai alat pengantar dalam dunia pendidikan.
Kedudukan kedua dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di lembaga pendidikan dari taman kanak-kanak, maka materi pelajaran yang berbentuk media cetak juga harus berbahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing atau menyusunnya sendiri. Cara ini akan sangat membantu dalam meningkatkan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknolologi (iptek)
3. Bahasa Indonesia sebagai penghubung pada tingkat Nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah,
Kedudukan ketiga dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan digunakannya Bahasa Indonesia dalam hubungan antar badan pemerintah dan penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Sehubungan dengan itu hendaknya diadakan penyeragaman sistem administrasi dan mutu media komunikasi massa. Tujuan agar isi atau pesan yang disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh masyarakat.
4. Bahasa Indonesia Sebagai pengembangan kebudayaan Nasional, Ilmu dan Teknologi.
Kedudukan keempat dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi, baik melalui buku-buku pelajaran, buku-buku populer, majalah-majalah ilmiah maupun media cetak lainnya. Karena sangatlah tidak mungkin bila suatu buku yang menjelaskan tentang suatu kebudayaan daerah, ditulis dengan menggunakan bahasa daerah itu sendiri, dan menyebabkan orang lain belum tentu akan mengerti.

Referensi: http://ariefsz.blogspot.com/2011/11/fungsi-bahasa-indonesia-sebagai-bahasa.html

MAKALAH "Hakekat Manajemen Sekolah"

| Selasa, 24 September 2013
Baca selengkapnya »


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Dewasa ini, manajemen sekolah menjadi sorotan tersendiri. Sekolah sebagai lingkungan yang sangat kompleks perlu melakukan manajemen untuk menertibkan sekolah agar proses pembelajaran berjalan lancar. Pada dasarnya manajemen sekolah merupakan aplikasi dari ilmu manajemen dalam kegiatan persekolahan. Kegiatan persekolahan akan berjalan dengan baik jika diatur  atau dikelola dengan tepat dan benar. Kemampuan dan penguasaan manajemen sekolah akan mengantarkan sekolah mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Dalam mengelola sekolah tentu diperlukan landasan-landasan yang dapat dijadikan dasar dalam proses pengelolaan demi tercapainya tujuan.
                   
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan manajemen sekolah?
2.      Apa tujuan dibentuknya manajemen sekolah?
3.      Apakah fungsi dari manajemen sekolah?
4.      Prinsip-prinsip apa saja yang perlu diterapkan dalam penyelenggaraan manajemen sekolah?
5.      Apa saja ruang lingkup manajemen sekolah?
6.      Apa saja istilah-istilah yang berkaitan dengan manajemen sekolah?


BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Manajemen Sekolah
Dalam perkembangannya istilah manajemen disamakan secara substansial dengan istilah administrasi. Namun, pada kenyataannya masih ditemukan kontroversi dan inkonsistensi dalam penggunaan istilah manajemen. Di satu pihak ada yang tetap cenderung menggunakan istilah manajemen, sehingga dikenal dengan istilah manajemen pendidikan. Di lain pihak, tidak sedikit pula yang menggunakan istilah administrasi sehingga dikenal istilah administrasi pendidikan. Perbedaan keduanya hanya terletak pada ruang lingkupnya saja. Administrasi lebih luas ruang lingkupnya. Namun pada intinya keduanya menekankan pada tercapainya efisiensi dan efektivitas kerja. Manajemen sekolah pada hakikatnya mempunyai pengertian yang sama dengan manajemen pendidikan. Namun, manajemen pendidikan mempunyai jangkauan yang lebih luas daripada manajemen sekolah.
Dalam buku manajemen sekolah karangan Drs. Sutomo, M.Pd., dkk disebutkan bahwa manajemen sekolah merupakan aplikasi ilmu manajemen dalam bidang persekolahan.
Sedangkan menurut  James Jr. manajemen sekolah adalah proses pendayagunaan sumber-sumber manusiawi bagi penyelenggara sekolah secara efektif. Sedangkan dalam konteks pendidikan ada juga manajemen pendidikan.
Menurut Rohiat (2009: 14), manajemen sekolah adalah melakukan pengelolaan sumber daya yang dimiliki sekolah. Hal ini berarti manajemen sekolah sebagai pengelolaan sekolah yang dilakukan dengan dan melalui sumber daya yang dimiliki sekolah untuk mencapai tujuan sekolah. Manajemen pendidikan umumnya dan manajemen sekolah khususnya merupakan pengelolaan institusi (sekolah) yang dilakukan dengan dan melalui pendidik dan tenaga kependidikan untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien.
Menurut Ali Imron manajemen pendidikan adalah proses penataan kelembagaan pendidikan, dengan melibatkan sumber potensial baik yang bersifat manusia maupun yang bersifat non manusia guna mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Administrasi sekolah - manajemen sekolah. Penggunaan istilah administrasi dan manajemen dalam bidang persekolahan (pendidikan) secara substansial sebenarnya tidak jauh berbeda. Keduanya dapat dipandang secara esensial dari sudut pandang yakni sebagai ilmu, sebagai seni dan sebagai suatu proses kegiatan.
Meski terdapat beragam pengertian manajemen atau administrasi, namun secara esensial dapat ditarik benang merah tentang pengertian manajemen sekolah, bahwa : (1) manajemen sekolah merupakan suatu proses kegiatan; (2) manajemen sekolah memanfaatkan berbagai sumber daya; dan (3) manajemen sekolah berupaya untuk mencapai tujuan tertentu.

2.      Tujuan Manajemen Sekolah
Sekolah sebagai suatu organisasi memiliki tujuan institusional (kelembagaan) baik tujuan institusional umum, maupun tujuan institusisonal khusus. Tujuan institusional umum mengacu pada jenjang dan jenis pendidikan, sedang tujuan institusional khusus diwarnai oleh penyelenggaraan pendidikan itu sendiri. Sebagai contoh : SMP memiliki tujuan institusional  umum yang sama, tetapi SMP yang diselenggarakan oleh negara dan yang diselenggarakan oleh yayasan tertentu akan memiliki tujuan institusional khusus yang berbeda. Tujuan akhir dari manajemen sekolah adalah membantu  memperlancar pencapaian tujuan sekolah agar tercapai secara efektif dan efisien.
Tujuan utama penerapan Manajemen Sekolah pada intinya adalah untuk penyeimbangan struktur kewenangan antara sekolah, pemerintah daerah pelaksanaan proses dan pusat sehingga manajemen menjadi lebih efisien. Kewenangan terhadap pembelajaran di serahkan kepada unit yang paling dekat dengan pelaksanaan proses pembelajaran itu sendiri yaitu sekolah.
Tujuan penerapan Manajemen sekolah adalah untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui kewenangan kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif.

Manajemen sekolah juga bertujuan untuk:
1.       Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.
2.       Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam menyelenggarakan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama.
3.       Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orangtua, masyarakat, dan pemerintah tentang mutu sekolahnya.
4.       Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai.
Secara lebih rinci tujuan khusus dilaksanakannya manajemen sekolah  yang baik agar: Pertama, pada setiap jenis dan jenjang pendidikan terjadi adanya efektivitas produksi. Kedua, tercapinya efisiensi penggunaan sumber daya dan dana, tidak terjadi pemborosan baik waktu, tenaga maupun uang dan lainnya. Ketiga, para lulusannya mampu menyesuaikan diri dalam kehidupan di masyarakat. Keempat, terciptanya kepuasan kerja pada setiap anggota warga sekolah.

3.      Fungsi-fungsi Manajemen Sekolah
Fungsi manajemen sekolah berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan manajemen sekolah. Fungsi-fungsi yang berkaitan dengan pengelolaan sekolah dapat diklasifikasikan menurut wujud problemnya, kegiatan manajemen dan kegiatan kepemimpinan. Fungsi manajemen sekolah berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan manajemen sekolah. Fungsi-fungsi yang berkaitan dengan pengelolaan sekolah dapat diklasifikasikan menurut problemnya, kegiatan manajemen dan kegiatan kepemimpinan.
Fungsi manajemen sekolah dilihat dari wujud problemnya terdiri dari bidang-bidang garapan (substansi) dari manajemen sekolah. Problem-problem yang merupakan bidang garapan dari manajemen sekolah terdiri dari:
1.      Bidang Pengajaran atau Kurikulum
Manajemen kurikulum merupakan subtansi manajemen yang utama di sekolah. Prinsip dasar manajemen kurikulum ini adalah berusaha agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus menyempurnakan strategi pembelajarannya. Tahapan manajemen kurikulum di sekolah dilakukan melalui empat tahap :
a.       Perencanaan
b.      Pengorganisasian dan koordinasi
c.       Pelaksanaan
d.      Pengendalian.
2.      Bidang Kesiswaan
Dalam manajemen kesiswaan terdapat empat prinsip dasar, yaitu : (a) siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek, sehingga harus didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka; (b) kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan intelektual, sosial ekonomi, minat dan seterusnya. Oleh karena itu diperlukan wahana kegiatan yang beragam, sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk berkembang secara optimal; (c) siswa hanya termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan; dan (d) pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga ranah afektif, dan psikomotor.
3.      Bidang Personalia
Terdapat 4 prinsip dasar manajemen personalia yaitu : (a) dalam mengembangkan sekolah, sumber daya manusia adalah komponen paling berharga; (b) sumber daya manusia akan berperan secara optimal jika dikelola dengan baik, sehingga mendukung tujuan institusional; (c) kultur dan suasana organisasi di sekolah, serta perilaku manajerial sekolah sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pengembangan sekolah; dan (d) manajemen personalia di sekolah pada prinsipnya mengupayakan agar setiap warga dapat bekerja sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan sekolah. Disamping faktor ketersediaan sumber daya manusia, hal yang amat penting dalam manajamen personalia adalah berkenaan penguasaan kompetensi dari para personil di sekolah. Oleh karena itu, upaya pengembangan kompetensi dari setiap personil sekolah menjadi mutlak diperlukan.

4.      Bidang Keuangan
Manajemen keuangan di sekolah terutama berkenaan dengan kiat sekolah dalam menggali dana, kiat sekolah dalam mengelola dana, pengelolaan keuangan dikaitkan dengan program tahunan sekolah, cara mengadministrasikan dana sekolah, dan cara melakukan pengawasan, pengendalian serta pemeriksaan. Inti dari manajemen keuangan adalah pencapaian efisiensi dan efektivitas. Oleh karena itu, disamping mengupayakan ketersediaan dana yang memadai untuk kebutuhan pembangunan maupun kegiatan rutin operasional di sekolah, juga perlu diperhatikan faktor akuntabilitas dan transparansi setiap penggunaan keuangan baik yang bersumber pemerintah, masyarakat dan sumber-sumber lainnya.
5.     Bidang Sarana dan Prasarana
Manajemen perawatan preventif sarana dan prasana sekolah merupakan tindakan yang dilakukan secara periodik dan terencana untuk merawat fasilitas fisik, seperti gedung, mebeler, dan peralatan sekolah lainnya, dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja, memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya perbaikan dan menetapkan biaya efektif perawatan sarana dan pra sarana sekolah.
Dalam manajemen ini perlu dibuat program perawatan preventif di sekolah dengan cara pembentukan tim pelaksana, membuat daftar sarana dan pra sarana, menyiapkan jadwal kegiatan perawatan, menyiapkan lembar evaluasi untuk menilai hasil kerja perawatan pada masing-masing bagian dan memberikan penghargaan bagi mereka yang berhasil meningkatkan kinerja peralatan sekolah dalam rangka meningkatkan kesadaran merawat sarana dan prasarana sekolah.
Sedangkan untuk pelaksanaannya dilakukan : pengarahan kepada tim pelaksana, mengupayakan pemantauan bulanan ke lokasi tempat sarana dan prasarana, menyebarluaskan informasi tentang program perawatan preventif untuk seluruh warga sekolah, dan membuat program lomba perawatan terhadap sarana dan fasilitas sekolah untuk memotivasi warga sekolah.

6.      Bidang Hubungan Sekolah dengan Masyarakat (HUMAS)
Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyrakat merupakan seluruh proses kegitan yang direncankan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu untuk mendapatkan simpati dari masyarakat pada umumnya, sehingga kegiatan operasional sekolah/ pendidikan semakin efektif dan efisien, demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Sekolah merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dengan masyarakat. Hubungan serasi, terpadu serta timbal baliknya antara sekolah dan masyarakat harus diciptakan dan dilaksanakan agar meningkatkan mutu pendidikan dan pembangunan masyarakat dapat saling menunjang. Masyarakat dapat ikut bertanggung jawab secara tidak langsung terhadap pelaksanaan pendidikan, sehingga hasil pendidikan bermanfaat bagi masyarakat, diantaranya dalam mengisi kebutuhan tenaga kerja.
Fungsi manajemen sekolah dilihat dari aktivitas atau kegiatan manajemen meliputi:
a.       Kegiatan manajerial yang dilakukan oleh para pimpinan. Kegiatan manajemen meliputi:

1.    Perencanaan
2.    Pengorganisasian
3.    Pengarahan
4.    Pengkoordinasian
5.    Pengawasan
6.    Penilaian
7.    Pelaporan, dan
8.    Penentuan Anggaran.

b.    Kegiatan yang bersifat operatif, yakni kegiatan yang dilakukan oleh para pelaksana. Kegiatan ini berkaitan langsung dengan pencapaian tujuan. Artinya, bagaimanapun baiknya kegiatan manajerial (seperti perencanaan) tanpa didukung oleh pelaksanaan pekerjaan yang telah direncanakan tersebut, mustahil tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik. Fungsi operatif ini meliputi pekerjaan-pekerjaan:
1.    Ketatausahaan yang dapat merembes dan dapat diperlukan oleh semua unit yang ada dalam organisasi
2.    Perbekalan
3.    Kepegawaian
4.    Keuangan, dan
5.    Humas
Fungsi manajemen sekolah dilihat sebagai kegiatan kepemimpinan lebih ditekankan bagaimana cara manajer dapat mempengaruhi, mengajak orang lain serta mengatur hubungan dengan orang lain agar bekerjasama mencapai tujuan. Dalam hal ini seorang manajer sekolah hendaknya dapat menerapkan pola kepemimpinan yang efektif. Pola kepemimpinan yang efektif adalah suatu gaya atau model kepemimpinan yang memperhatikan dimensi-dimensi hubungan antar manusia (human relation), dimensi pelaksanaan tugas dan dimensi situasi dan kondisi dimana kita berada.

4.      Prinsip-Prinsip Manajemen Sekolah
Dalam pengelolaan sekolah agar tujuan utama sekolah dapat tercapai dengan baik, maka perlu didasarkan pada prinsip-prinsip manajemen, yaitu :
1.      Prinsip efisiensi
Gambaran kondisi yang seimbang antara pengorbanan sumber daya dengan hasil.
2.      Prinsip efektifitas.
Ketercapaian sasaran harus sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
3.      Prisip pengelolaan.
Seorang manajer harus melakukan pengelolaan sumber-sumber daya yang ada.
4.      Prinsip pengutamaan tugas-tugas pengelolaan.
Seorang manajer harus mengutamakan tugas-tugas pengelolaannya. Manakala seorang manajer telah melimpahkan tugas kepada orang lain maka tanggung jawab tetap ada pada manajer itu sendiri.
5.      Prinsip kerja sama.
Seorang manajer hendakanya dapat membangun kerjasama yang baik secara vertikal maupu horizontal.
6.      Prinsip kepemimpinan yang efektif.
Seorang manajer harus dapat memberi pengaruh, ajakan pada orang lain untuk pencapaian tujuan bersama.
5.      Ruang Lingkup Manajemen Sekolah
Ruang lingkup manajemen sekolah adalah luasnya bidang garapan manajemen sekolah. Adapun ruang lingkup manajemen sekolah antara lain:
1.      Bidang Kurikulum/Pengajaran
Bidang kurikulum merupakan subtansi manajemen yang utama di sekolah. Prinsip dasar bidang kurikulum ini adalah berusaha agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus menyempurnakan strategi pembelajarannya.
2.      Bidang Kesiswaan
Bidang kesiswaan merupakan kegiatan yang bersangkutan dengan masalah kesiswaan di sekolah. Tujuan bidang kesiswaan adalah menata proses kesiswaan mulai dari proses perekrutan, mengikuti pembelajaran sampai dengan lulus sesuai dengan tujuan institusional agar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Kegiatan bidang kesiswaan meliputi: perencanaan penerimaan siswa baru, pembinaan siswa, dan kelulusan. Dalam penerimaan siswa baru, terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan, seperti: penetapan daya tampung, penetapan persyaratan siswa yang akan diterima, dan pembentukan panitia dalam penerimaan siswa baru Rohiat (2009 : 25).
3.  Bidang Personalia / Kepegawaian
Ketenagaan di sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah menuntut kemampuan dalam manajemen personil yang memadai karena telah menjadi tuntutan bahwa kepala sekolah harus ikut memikul tanggung jawab untuk keberhasilan atau kegagalan anggota sekolah. Kesanggupan manajemen yang dituntut, meliputi: memperoleh dan memilih anggota yang cakap, membantu anggota menyesuaikan diri pada tugas-tugas barunya, menggunakan anggota dengan lebih efektif, dan menciptakan kesempatan untuk perkembangan anggotanya secara berkesinambungan Rohiat (2009 : 27). Bidang ketenagaan sekolah terdiri dari :
a.       Tenaga edukatif atau akademik, yaitu guru atau pengajar tetap dan tidak tetap (honorer), guru bantuan tetap (seperti guru dari Departemen Agama yang ditugaskan di sekolah negeri atau swasta).
b.      Tenaga non edukatif atau administratif atau pegawai Tata Usaha (TU)tetap dan tidak tetap (honorer).
5.      Bidang Perlengkapan/Sarana-Prasarana
Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan penunjang proses pendidikan seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah tetapi dimanfaatkan secara langsung untuk pengajaran. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses kerjasama pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien. (Badafal, 2003) Definisi ini menunjukkan bahwa sarana dan prasana yang ada disekolah perlu  didayagunakan dan dikelola untuk melalui proses pembelajaran disekolah.
6.      Bidang Hubungan dengan Masyarakat
Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan timbal balik untuk menjaga kelestarian dan kemajuan masyarakat itu sendiri. Pelaksanaan sekolah bertujuan untuk menjaga kelestarian nilai positif masyarakat, dengan harapan sekolah dapat mewariskan nilai positif masyarakat dengan baik dan benar. Sekolah juga berperan sebagai agen perubahan (agent of change), di mana sekolah dapat mengadakan perubahan nilai dan tradisi sesuai dengan kemajuan dan tuntutan masyarakat dalam kemajuan dan pembangunan Rohiat (2009 : 28).

6.        Istilah-istilah yang Berkaitan dengan Pengertian Manajemen
Sebagaimana dikemukakan pada sub bab sebelumnya, istilah manajemen disamakan secara substansial dengan istilah administrasi. Manakala kita membahas administrasi maka di dalamnya ada aktivitas manajemen , ada aktivitas organisasi, ada aktivitas kepemimpinan, dan inti dari semuanya adalah pengambilan keputusan dan pengambilan keputusan tersebut haruslah manusiawi. Artinya, bahwa bahwa pengambilan keputusan yang dilakukan harus dapat diterima oleh manusia pada umumnya. Yakni, manusia yang memiliki kekuatan, kelemahan, manusia sebagai makhluk sosial sekaligus yang juga memiliki kepentingan individu dan seterusnya. Istilah-istilah yang berkaitan dengan istilah manajemen bila dilihat dari lingkupnya adalah sebagai berikut:
1.    Administrasi (Etimologis dan Semantik)
Istilah administrasi berasal dari kata latin “administrare” yang berarti membantu atau melayani. Pengertian dalam arti sempitnya berarti setiap penyusunan keterangan-keterangan secara sistematis dan pencatatannya secara tertulis dengan maksud untuk memperoleh suatu ikhtisar mengenai keterangan-keterangan itu dalam keseluruhannya dan dalam hubungan satu sama lain. Pengertian dalam arti luasnya, berarti segala aktivitas individu-individu (para pejabat) dalam suatu organisasi yang berkaitan dengan tugas memerintah, memajukan, dan memperlengkapi usaha bersama untuk mencapai usaha yang ditentukan.
2.    Manajemen
Manajemen dapat didefinisikan sebagai “kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan”. Dapat juga didefinisikan bahwa manejemen adalah proses dengan mana pelaksanaan dari pada suatu tujuan tertentu yang diselenggarakan dan diawasi.
3.    Organisasi
Ditinjau dari sudut pandang pertama bahwa organisasi adalah sebagai suatu proses adalah proses menetapkan dan mengelompokkan pekerjaan yang akan dilakukan, merumuskan dan melimpahkan tanggung jawab dan wewenang serta menyusun hubungan-hubungan dengan maksud agar memungkinkan orang-orang bekerjasama secara efektif dalam menentukan suatu tujuan.
4.    Kepemimpinan (Leadership)
Banyak ahli yang memberikan batasan tentang leadership sesuai sudut tinjauannya masing-masing contohnya: “kepemimpinan adalah aktifitas untuk mempengaruhi orang untuk mencapai tujuan secara sukarela”(George Terry). Dan juga ada yang mengatakan “kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan untuk memberikan inspirasi, membimbing, mengarahkan orang lain”(Carter V.Good).
5.    Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan suatu cara yang digunakan untuk memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah dengan cara/teknik tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak.


BAB III
PENUTUP

A.      KESIMPULAN
Manajemen sekolah pada dasarnya merupakan aplikasi dari ilmu manajemen dalam kegiatan persekolahan. Perbedaan administrasi dan manajemen terletak pada ruang lingkupnya saja. Adminitrasi lebih luas ruang lingkupnya dibanding dengan manajemen. Tujuan akhir dari manajemen skolah adalah membantu memperlancar  pencapaian tujuan sekolah agar tercapai secara efektif dan efisien. Fungsi utama manajemen sekolah berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan manajemen sekolah.  Fungsi-fungsi yang berkaitan dengan pengelolaan sekolah dapat diklasifikasikan menurut problemnya, kegiatan manajemen dan kegiatan kepemimpinan.
Dalam pengelolaan sekolah agar dapat mencapai tujuan sekolah dengan baik, maka perlu mendasarkan pada prinsip-prinsip manajemen. Prinsip manajemen itu sendiri mulai dari efisiensi, efektivitas, pengelolaan, pengutamaan tugas pengelolaan, kerjasama, dan kepemimpinan yang efektif. Dalam melaksanakan manajemen sekolah perlu diketahui adanya bidang garapan-garapan tertentu atau bisa disebut dengan ruang lingkup Manajemen Sekolah, yaitu bidang kurikulum (pengajaran), bidang kesiswaan, bidang personalia, bidang sarana, bidang prasarana dan bidang hubungan dengan masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA
Ø  Drs. Sutomo, M.Pd. dkk.  Manajemen Sekolah. 2011. Semarang : UNNES PRESS
Ø  http://little-chiyoo.blogspot.com/2013/03/hakekat-manajemen-sekolah.html
Di akses pada tanggal 4 September 2013 pukul 06.18
Ø  http://hendyarief.blogspot.com/2013/03/makalah-manajemen-sekolah-bab-1-hakekat.html
Di akses pada tanggal 4 September 2013 pukul 06.02
Ø  http://imtaq.com/pengertian-administrasi-dan-istilah-yang-berkenaan-dengannya/
Di akses pada tanggal 5 September 2013 pukul 05.56
Ø  http://dhino-ambargo.blogspot.com/2013/05/definisi-dan-dasar-pengambilan-keputusan.html
Di akses pada tanggal 7 September 2013 pukul 06.02                    


MAKALAH "Hakekat Manajemen Sekolah"

Posted by : Unknown
Date :Selasa, 24 September 2013
With 1 komentar:

Belajar Membuat Paper Craft ternyata "Asyik"

|
Baca selengkapnya »
BELAJAR MEMBUAT PAPER CRAFT (PLANES)

Assalamu'alaikum.

Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi pengalaman membuat paper craft. Ya saya juga masih dalam tahap belajar karena baru pertama kali membuat paper craft, tapi langsung saya jatuhkan pilihan untuk membuat salah satu icon disney yaitu "dusty planes" dalam paper craft pertama saya. Berikut tutorialnya :


Shape the edges of the fuselage (part 1) into smoothly curved before applying the glue. Add engine hood with air intake (part 3) on top the nose. Attach the cockpit /  Dusty head (part 13) in place. Add small cap on Dusty's forehead (part 14), curved the cap first before adding it.







Add both engine exhaust pipes (part 20) on the side Dusty's nose. Shape the fuselage bottom curved (part 6)  before attaching to the main fuselage. Add antenna (part 2) in place.

On page 4 in the template there are 3 parts on the bottom of that page, they are wing's spars, layer them with cardboard. Place them in place like the picture above, make sure they are centered. Place the vertical stabilizer in place. When fold the vertical stabilizer make sure you shape the part so there is a pocket of air, just don't fold it flat, but make it hollow like airfoil shape.

Assembly both wing parts set, part 19,8,10 = left wing and part 18, 9, 7 = right wing. Attach wings in place.
 Insert 3 blades (part 31) into 3 holes on the spinner (part 5) and then fuse them together with part 28.

Add front landing gears (part 32,33 and 24). Rear landing gear (part 25, and 27). Flaps (part 15 and 16). Tail wing suspender (part 4).




Finally, complete the model with attaching spraying system (part 11,12,17 and 34).

Dan ini hasil dari Paper Craft yang saya rangkai sendiri. Cukup rumit dalam proses pembuatannya tapi percayalah sangat mengasyikan dan memiliki kepuasan tersendiri jika sudah selesai dalam pengerjaan paper craft ini! So guys, let's try to make it!







Iya sekian dari postingan blog saya kali ini, semoga bermanfaat.
Kalian bisa mendownload template "dusty planes" disini :   DOWNLOAD
Password document (.pdf) : paper-replika.com


Sumber : http://paper-replika.com/index.php?option=com_content&view=article&id=8580:dusty-disney-planes-paper-model&catid=28:disney-movie&Itemid=206191

Belajar Membuat Paper Craft ternyata "Asyik"

Posted by : Unknown
Date :
With 0komentar
Next Prev
▲Top▲