ARTIKEL HUTAN MINI KAMPUS - UNNES

| Selasa, 07 Mei 2013

HUTAN MINI KAMPUS 
(Di Universitas Negeri Semarang)




Dewasa ini, tanda-tanda kerusakan alam semakin nyata dirasakan, mulai dari efek global warming yang menyebabkan perubahan musim yang ekstrem, kekeringan, banjir. ilmuwan juga memperkirakan pada tahun 2040 es abadi puncak jaya wijaya akan meleleh, yang berarti akan mempercepat abrasi pantai, mengakibatkan menyempitnya daratan karena bertambahnya volume air laut. Tingkat pertumbuhan penduduk yang terus meningkat membutuhkan lahan untuk tempat tinggal, dan yang menjadi “korban” adalah lahan pertanian dan kelestarian alam. Punahnya berbagai spesies karena perburuan ataupun kerusakan habitat dapat mengganggu keseimbangan alam, contoh sederhana semakin turunnya populasi ular dapat menurunkan produktifitas pertanian, karena banyaknya hama tikus. Ramalan yang terkenal dari Alberth Einstein adalah “40 tahun setelah lebah punah, manusia juga akan punah”, serta masih banyak bencana lain yang siap diterima manusia sebagai konsekuensi atas rusaknya alam. hal-hal tersebut hanyalah beberapa contoh kecil yang bisa saja menjadi besar, karena efek kerusakan alam bukan berupa efek tunggal, tapi efek berantai. Karena itu perlu adanya usaha-usaha pelestarian alam, atau yang disebut sebagai usaha konservasi untuk mengatasi dan mencegah kerusakan yang lebih parah, usaha penjagaan lingkungan harus dilakukan bersama-sama secara terpadu, mulai dari lingkungan sekitar, dalam hal ini adalah Universitas.

Universitas sebagai tempat munculnya berbagai pemikiran baru, tempat perkumpulan perintis yang dapat memecahkan segala macam persoalan termasuk ketersediaan Sumber Daya Alam, yang dipandang sebagai suatu masalah yang wajib dipecahkan. Dengan ciri khas warga Universitas yang idealis dan menjunjung tinggi asas-asas demokratisasi, maka tidak salah jika Universitas yang mampu membudayakan konservasi dapat menjadi pusat "peradaban" baru mengenai pemanfaatan, perlindungan dan budidaya sumber daya alam, sehingga diharapkan "pusat" tersebut berimbas kepada seluruh aspek kehidupan di sekitarnya (masyarakat) yang dapat tersosialisasi dengan baik oleh agen agen pembaharu itu sendiri. Hal itu sangat mungkin mengingat kampus tidak mempunyai tendensi mengeksploitasi alam untuk motif ekonomi. Kebijakan pelestarian alam bisa menyatu dengan visi misi universitas sehingga kebijakannya tidak berubah meskipun pucuk kepemimpinan universitas berganti.

Universitas juga lembaga pendidikan kredibel dan yang tak kalah penting pelestarian alam di kampus sejalan dengan semangat baru menjadikan bumi sebagai rumah yang tetap ramah bagi masa depan manusia. Jika sebuah Universitas berjulukan Universitas Teknologi dapat menciptakan banyak penemuan-penemuan baru atas nama modernitas, maka Universitas Konservasi dapat melindungi sumber daya alam yang ada dinaunginya dari dampak buruk sebuah modernitas. Universitas yang berbasis konservasi akan menjadi sebuah kawasan yang dapat melihat ke depan dampak terhadap segala hal yang diperbuat terhadap lingkungan dan dapat membudidayakan potensi yang ada. Maka tidak berlebihan jika menyebut universitas masa depan adalah universitas yang punya kepedulian terhadap pelestarian alam.

Tidak hanya menjadi tempat mahasiswa menimba ilmu tapi juga menjadi tempat yang dapat mendorong calon pemimpin bangsa menjadi pribadi yang punya kecintaan terhadap lingkungan. Saat ini, di Indonesia ada lebih dari 3.000 perguruan tinggi. Jika seluruh kampus konsen pada pelestarian alam tentu menjadi kekuatan besar bagi konservasi lingkungan.

Secara geografis Unnes terletak di daerah pegunungan dengan topografi yang beragam dan memiliki tingkat keanekaragaman hayati (biodiversity) baik flora maupun fauna yang relatif tinggi. Untuk meneguhkan diri menjadi sebuah universitas konservasi, telah dikembangkan "Taman Keanekaragaman Hayati" yang salah satunya adalah program penghijauan kampus dengan adanya hutan mini kampus.

Bumi dan segala kehidupan di dalamnya merupakan satu kesatuan ekosistem yang tidak dapat dipisahkan. Namun kini banyak oknum yang tidak bertanggung jawab sehingga mengakibatkan kondisi bumi semakin memanas. Melihat kondisi seperti itu, mahasiswa pecinta alam (Mahapala) Universitas Negeri Semarang (Unnes) sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa yang bergerak dalam bidang lingkungan hidup tidak lantas berpangku tangan menghadapi kondisi ini.

Mahapala ( Mahasiswa Pecinta Alam ) Unnes merupakan salah satu UKM Unnes yang memiliki kesamaan dengan slogan Unnes Konservasi yaitu tentang alam atau lingkungan hijau. Mahapala Unnes sendiri mempunyai hutan mini kampus, yang tersebar di beberapa titik sekitar kampus. Salah satu hutan mini kampus milik Mahapala Unnes terletak didekat FMIPA Unnes. Selain didekat FMIPA, ada juga hutan mini kampus yang terletak didekat Lapangan Sepakbola FIK Unnes. Mungkin ini adalah salah satu bentuk pengakuan Unnes terhadap Mahapala, dengan memberikan sebagian kecil lahannya untuk dijadikan hutan mini kampus. Manfaat dari program hutan mini adalah dapat mencegah global warming, melestarikan lingkungan hijau, melestarikan hutan, menciptakan etos menanam, menciptakan etos kemandirian, etos untuk mencintai hutan dan tumbuhan-tumbuhan yang berada di dalamnya.


Comments
0 Comments

0 komentar:

Next Prev
▲Top▲